adjar.id - Dalam ilmu antropologi, terdapat dua pendekatan yang digunakan, yaitu perspektif emik dan etik.
Masyarakat sering kali memahami, menggambarkan, dan mengkaji suatu kebudayaan lain dari kaca mata kebudayaannya sendiri.
Hal ini jugalah yang menimpa para antropolog yang dihadapkan pada dilema.
Dilema tersebut ialah apakah berangkat dari perspektif kebudayaan masyarakat yang diteliti atau mewakili cara pandangnya sebagai ilmuwan.
Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan mempelajari berbagai bentuk fisik, budaya, dan warna yang dihasilkan masyarakat.
Dalam disiplin ilmu antropologi, dua hal yang bisa digunakan untuk mendapatkan pengetahuan suatu kebudayaan disebut dengan pendekatan emik dan etik.
Pendekatan ini mulai digunakan pada awal abad ke-20, saat para antropolog berupaya menerapkan perbedaan pendekatan emik dan etik untuk mengatasi berbagai masalah.
Etik dan emik adalah dua sudut pandang dasar dari mana seorang pengamat akan menggambarkan perilaku manusia atau kebudayaan.
Nah, berikut penjelasan mengenai perbedaan pendekatan emik dan etik dalam ilmu antropologi yang merupakan salah satu materi antropologi kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka.
Simak, yuk!
"Istilah emik dan etik meminjam dari konsep kajian antropologi linguistik, yaitu pembedaan kata fonemik dan fonetik."