adjar.id - Pembahasan soal kali ini adalah seputar majas atau gaya bahasa.
Dalam sebuah puisi, majas merupakan gaya bahasa yang membuat karya sastra semakin hidup, Adjarian.
Majas merupakan salah satu ciri bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan penulis.
Nah, kali ini kita akan membahas soal menganalisis majas atau gaya bahasa pada sebuah puisi.
Soal tersebut terdapat pada buku Kurikulum Merdeka Bahasa Indonesia kelas X, Bab 6, halaman 179.
Kita diminta untuk menganalisis majas dari sebuah puisi berjudul "Nyanyian Grimis" karya Soni Farid Maulana yang ada di halaman 178.
Selain menuliskan jenis majasnya, kita juga perlu menyebutkan larik dan juga makna atau penafsirannya.
Yuk, simak pembahasan soal tersebut berikut ini untuk referensi!
Majas (gaya bahasa)
Tuliskan majas (gaya bahasa) yang terdapat dalam puisi di atas! Apa efek atau kesan yang ditimbulkannya?
Tabel 6.12 Isian majas puisi Nyanyian Grimis
Baca Juga: Jawab Soal Tipografi Puisi 'Nyanyian Grimis', Bahasa Indonesia Kelas X Bab 6 Kurikulum Merdeka
1. Jenis majas: Majas Personifikasi
Larik: Nyanyian Gerimis
Makna/Penafsiran: Yang dapat bernyanyi adalah manusia.
Jika "gerimis bisa bernyanyi", maka seolah-olah gerimis bertindak seperti manusia, sehingga ini termasuk majas personifikasi.
2. Jenis majas: Majas Metafora
Larik: Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma
Makna/Penafsiran: Dipetik adalah pekerjaan yang dilakukan untuk buah dan bunga.
Pada baris puisi di atas, kata "dipetik" diperuntukkan pada kondisi "kesepian".
3. Jenis majas: Majas Sinestesia
Larik: hangat percakapan.....
Baca Juga: Jawab Soal Rima Puisi 'Nyanyian Grimis', Bahasa Indonesia Kelas X Bab 6 Kurikulum Merdeka
Makna/Penafsiran: Majas sinestesia secara sederhana dapat diartikan sebagai pertukaran kata yang digunakan berdasarkan indra tertentu.
Baris di atas menggunanakan kata "hangat" untuk percakapan.
"Hangat" seharusnya digunakan untuk sesuatu yang dapat diketahui menggunakan indra peraba, secangkir teh hangat.
Percakapan yang merdu, misalnya samasama menggunakan indra pendengar.
Maka penggunaan hangat dalam frasa hangat percakapan merupakan majas sinestesia.
Nah, itulah pembahasan soal seputar majas pada puisi berjudul "Nyanyian Grimis" dalam buku Bahasa Indonesia kelas X, Adjarian.