Pada awal abad ke-20, Kolonial Belanda mulai membangun pelayanan kesehatan yang bisa dinikmati oleh masyarakat umum.
Pada saat itu, wabah penyakit mulai menyebar di dunia, seperti malaria, kolera, dan pes.
Hal ini membuat Belanda mengembangkan ilmu kedokteraan di Indonesia dan tidak sedikit rakyat Indonesia yang ikut terlibat langsung di dalamnya, lo.
Pemerintah kolonial kemudian mengeluarkan kebijakan untuk memfasilitasi pendidikan bagi pra tenaga medis di Indonesia.
Belanda membuat berbagai pelatihan bidan atau dukun bayi, pendirian sekolah kedokteran, dan pendirian STOVIA atau School tot Opleiding van Indische Artsen.
STOVIA merupakan sekolah yang dibentuk Belanda untuk pendidikan kedokteran bagi rakyat pribumi.
Berikut beberapa alasan Belanda membentuk STOVIA di awal abada ke-20:
1. Membuka pendidikan khususbagi petugas vaksin karena banyaknya wabah cacar yang terjadi di Pulau Jawa.
2. Mencetak tenaga-tenaga medis di berbagai daerah di Indonesia.
3. Tuntutan dari rakyat Indonesia yang semakin kuat tentang kesehatan.
Baca Juga: Isi dan Tokoh dalam Perjanjian Roem-Royen
4. Memiliki tenaga medis terdidik yang bekerja pada birokrasi dan perusahaan swasta milik Belanda.
5. Mendapat simpatisan dari rakyat Indonesia.
6. Rakyat Indonesia bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di negara Belanda.
7. Mempersiapkan rakyat Indonesia untuk menghadapi era modern.
Nah, itu tadi Adjarian, alasan Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20 yang bisa menjadi referensi bagi Adjarian, saat mengerjakan salah satu soal Asesemen bagian essai di halaman 49.