Apa Saja Susunan Acara pada Tradisi Tedak Siten?

By Jestica Anna, Senin, 26 September 2022 | 19:00 WIB
Setiap susunan acara pada tradisi Tedak Siten memiliki makna dan nilai filosofis yang tinggi. (Pexels)

adjar.id - Adjarian sudah pernah mendengar tradisi tedak siten?

Tedak siten adalah tradisi untuk anak yang ada dalam adat budaya Jawa, bertujuan agar anak dapat bertumbuh menjadi sosok hebat di masa mendatang.

Tak sembarangan, tradisi tedak siten ini tersusun atas beberapa acara.

Masing-masing upacara atau ritual mengandung nilai filosofis dan harapan yang sangat tinggi.

Selain itu, tradisi Jawa satu ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena telah diberi keturunan.

Ritual tedak siten sudah ada sejak zaman dahulu kala, diturunkan dari generasi ke generasi hingga masih eksis sampai saat ini.

Umumnya, tradisi ini diperuntukkan bagi bayi yang berusia tujuh atau delapan bulan. Di usia tersebut, anak sudah bisa mulai menepakkan kaki dan berlatih berjalan.

Lalu, seperti apa susunan acara pada tedak siten?

Cari tahu bersama, yuk!

Susunan Acara pada Tradisi Tedak Siten

1. Berjalan di Atas Jenang 7 Warna

Baca Juga: Mengenal Tedak Siten, Tradisi Turun Tanah bagi Bayi

Acara pertama yang dilangsungkan pada tradisi tedak siten adalah memandu anak untuk berjalan di atas jenang dengan tujuh warna.

Adapun ketujuh warna tersebut terdiri atas merah, putih, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Anak akan berjalan dari jenang warna gelap menuju terang.

Upacara ini menyimbolkan lika-liku hidup yang akan dihadapi oleh anak.

Banyaknya lika-liku ini bukan berarti membuatnya menjadi menyerah, tetapi tetap dihadapi dengan lapang dada.

2. Menginjak Tangga yang Terbuat dari Tebu

Selanjutnya, anak akan dipandu untuk menginjak tangga yang terbuat dari tebu dan kemudian kembali turun.

Tebu yang digunakan adalah terbu Arjuna, diharapkan anak dapat menjadi pejuang seperti tokoh Arjuna dalam pewayangan Mahabarata.

3. Diletakkan di Atas Tumpukan Pasir

Setelah menaiki tangga tebu Arjuna, anak akan dibimbing untuk berjalan dua langkah dan diletakkan di atas tumpukan pasir.

Selanjutnya, anak akan diminta untuk memainkan kakinya di pasir atau disebut "ceker-ceker".

Upacara ini melambangkan kegigihan anak untuk mendapatkan keinginannya di masa depan.

Baca Juga: Memahami Makna Gugur Gunung, Tradisi Gotong Royong yang Hampir Hilang

4. Dimasukkan di Kandang Ayam

Lalu, anak akan dipandu untuk masuk ke dalam kandnag ayam yang sudah didekorasi.

Di dalam kandang ayam tersebut sudah ada beberapa barang, seperti buku, perhiasan, beras, alat tulis, mobil, dan lainnya.

Anak akan memilih salah satu dari barang-barang tersebut. Hal ini menyimbolkan profesi yang mungkin didapatkan sang anak ketika dewasa nanti.

5. Menyebarkan Udik-Udik

Pada tahap upacara ini, anak dan kakek dari anak tersebut akan menyebarkan "udik-udik" atau koin dan bunga.

Tradisi ini menyimbolkan kemudahan anak dalam mencari nafkah dan murah hati dalam membantu orang lain.

6. Dimandikan menggunakan Bunga Sritaman

Belum selesai sampai di situ saja, selanjutnya anak akan dimandikan dan dibersihkan menggunakan bunga sritaman.

Bunga sritaman adalah campuran bunga yang terdiri atas bunga mawar, bunga melati, bunga magnolia, dan bunga kenanga.

Ritual ini diharapkan suatu saat sang anak dapat memberi rasa hormat, kehormatan, dan ketenaran untuk keluarganya.

Baca Juga: Kapan Tradisi Mudik Dilakukan Masyarakat Indonesia? Ini Sejarahnya

7. Dikenakan Pakaian Baru

Seusai menjalani semua ritual, anak akan dikenakan pakaian yang baru dan indah.

Hal ini melambangkan bahwa anak harus memiliki kehidupan yang makmur, baik, dan membuat orang tua hidup bahagia.

Nah, Adjarian, itulah gambaran mengenai susunan acara pada tradisi tedak siten.

Coba Jawab!
Pada umumnya, tradisi tedak siten ditujukan untuk anak usia...
Petunjuk: Cek halaman 1.