Bentuk-Bentuk Konflik Menurut Ursula Lehr

By Nabil Adlani, Senin, 22 Agustus 2022 | 09:30 WIB
Konflik pribadi menjadi salah satu bentuk-bentuk konflik menurut Ursula Lehr. (unsplash/JESHOOTS.COM)

adjar.id – Sudah tahu tentang bentuk-bentuk konflik menurut Ursula Lehr?

Adjarian, kehidupan manusia di muka bumi ini, baik perorangan maupaun kelompok memiliki perbedaan.

Jika suatu perbedaan yang ada dipertajam, maka bisa menimbulkan terjadinya suatu pertentangan atau disebut juga dengan konflik.

Nah, kali in kita akan membahas mengenai berbagai bentuk dari konflik menurut Ursula Lehr yang menjadi materi sosiologi kelas 11 SMA.

Konflik adalah sebuah proses sosial, di mana individu atau kelompok berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan kekerasan atau ancaman.

Istilah konflik sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu configere yang artinya saling memukul.

Secara sosiologi, konflik bisa diartikan sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak lain.

Hal ini dilakukan dengan cara membuatnya tidak berdaya atau menghancurkannya.

Yuk, kita cari tahu bentuk-bentuk konflik berikut ini, Adjarian!

“Suatu usaha untuk menyingkirkan pihak lain dengan menggunakan jalur kekerasan atau ancaman disebut dengan konflik.”

Bentuk-Bentuk Konflik

Baca Juga: Contoh Soal dan Jawaban Materi Konflik Sosial beserta Pembahasannya

Konflik merupakan suatu gejala sosial yang sering muncul dalam kehidupan bermasyarakat.

Ada beragam bentuk konflik yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat dengan beragam sudut pandang.

Ursula Lehr merupakan salah satu ahli sosiologi yang memberikan klasifikasi mengenai bentuk-bentuk konflik dalam masyarakat.

Berikut ini bentuk-bentuk konflik menurut Ursula Lehr, di antaranya:

1. Konflik dengan Orang Tua Sendiri

Konflik dengan orang tua sendiri terjadi akibat situasi hidup bersama antara anak dan orang tua.

Hal ini terjadi karena perbedaan keinginan orang tua dengan perbuatan yang dilakukan oleh anak.

Misalnya, orang tua yang ingin anaknya menjadi juara olimpiade IPA, sementara anaknya lebih menggemari musik dan seni.

2. Konflik dengan Anak-Anak Sendiri

Konflik dengan anak-anak sendiri terjadi sebagai reaksi atas perilaku anak yang tidak sejalan dengan keinginan orang tuanya.

Umumnya, orang tua akan memberikan berbagai tanggapan yang berlebihan terhadap perlawanan yang dilakukan anak.

Baca Juga: Konflik Sosial dan Faktor-Faktor Penyebabnya

Nah, jika anak memberikan tanggapan negatif terhadap tanggapan orang tua, maka akan terjadi konflik antara orang tua dan anak.

“Konflik dengan anak sendiri terjadi saat timbulnya reaksi atas perilaku anak yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua.”

3. Konflik dengan Sanak Keluarga

Konflik dengan sanak keluarga terjadi dalam seluruh perkembangan seseorang.

Dalam konflik bentuk ini, seseorang akan mengalami konflik dalam rentang masa sesuai usaha dan tingkatan kehidupannya.

Misalnya, saat masa anak-anak dan remaja, konflik biasanya terjadi dengan keluarga dekat.

Sementara ketika sudah berkeluarga, maka konflik akan lebih luas dengan melibatkan keluarga suami atau istri.

4. Konflik dengan Orang Lain

Konflik dengan orang lain muncul dalam sebuah hubungan sosial dengan lingkungan masyarakat.

Konflik ini biasanya muncul dengan tetangga, teman sekolah, teman kantor, dan lain sebagainya.

5. Konflik dengan Suami atau Istri

Baca Juga: Latihan Soal UTBK SBMPTN Konflik Sosial

Konflik dengan suami atau istri, umumnya timbul sebagai akibat adanya kesulitas yang dihadapi dalam berumah tangga.

Biasanya konflik ini terjadi karena ada masalah keuangan, tugas mengatur rumah, dan lain sebagainya.

6. Konflik di Sekolah

Konflik di sekolah umumnya terjadi karena tidak bisa mengikuti pelakaran, tidak lulus sekolah, dan adanya hubungan yang kurang harmonis dengan guru atau murid lain.

7. Konflik dalam Pekerjaan

Konflik dalam pekerjaan timbul karena pakerjaan itu sendiri, misalnya merasa bosan atau terlalu berat.

Selain itu, adanya konflik dengan pemimpin dan teman kerja menjadi salah satu pemicu munculnya konflik dalam pekerjaan.

8. Konflik Pribadi

Konflik pribadi bisa muncul karena ada minat yang bertentangan atau tidak mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri.

Hal ini lah yang kemudian membuat seseorang mengalami konflik dengan dirinya sendiri.

“Konflik di sekolah umumnya terjadi karena beberapa sebab, salah satunya tidak bisa mengikuti pelajaran di kelas.”

Baca Juga: Dampak Perubahan bagi Kelompok Sosial di Indonesia

9. Konflik dalam Agama

Konflik dalam agama umumnya berhubungan dengan berbagai perilaku, tujuan hidup, dan hakikat menurut kaidah-kaidah agama.

Misalnya, munculnya berbagai perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama, sepertti mencuri, memfitnah, dan lain sebagainya.

Nah, itu tadi Adjarian, bentuk-bentuk konflik menurut Ursula Lehr yang terbagi menjadi sembilan bentuk.

Coba Jawab!

Apa yang menyebabkan terjadinya konflik dengan orang tua sendiri?

Petunjuk: Cek halaman 2.

Tonton video ini juga, yuk!