Mengapa Penyebutan Angka 21, 25, 50, dan 60 dalam Bahasa Jawa Berbeda?

By Jestica Anna, Sabtu, 23 Juli 2022 | 16:00 WIB
Penyebutan angka 21, 25, 50, dan 60 dalam bahasa Jawa memiliki makna filosofis tentang kehidupan. (Unsplash)

adjar.id - Bagi Adjarian yang bisa menghitung bahasa Jawa, pasti sudah tidak asing lagi dengan penyebutan angka 21, 25, 50, dan 60.

Yap, penyebutan angka 21, 25, 50, dan 60 memang berbeda dari angka-angka lainnya.

Penyebutan angka 21, 25, 50, dan 60 dalam bahasa Jawa ini ternyata ada filosofis berkaitan dengan fase kehidupan, lo.

Masyarakat Jawa memang dikenal sebagai masyarakat yang kaya akan budaya yang penuh makna filosofis.

Makna filosofis ini bisa tersemat dalam apapun, termasuk penamaan benda bahkan angka.

Contohnya saja angka 25 yang disebut "selawe", padahal angka 20-an lainnya memakai kata "likuran"

Seperti 24 yang disebut "papat likur", angka 26 disebut "enem likur", dan seterusnya.

Ada juga angka 50 (seket) dan 60 (swediak), padahal angka puluhan lainnya memakai kata "puluh".

Kira-kira, apa filosofi dari penyebutan khusus tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!

Baca Juga: Cara Menghitung 1 sampai 10 dalam Bahasa Jawa Ngoko dan Krama

Makna Pengucapan Angka 21, 25, 50, dan 60 dalam Bahasa Jawa

1. Selikur (21)