adjar.id – Adjarian, sudah tahu jenis-jenis paradigma geografi?
Paradigma adalah cara pandang keilmuan yang termasuk di dalamnya, yaitu asumsi, prosedur, dan penemuan yang diakui dan diterima oleh sekelompok ilmuan.
Cara pandang inilah yang kemudian akan diakui oleh masyarakat secara luas.
Nah, kali ini kita akan membahas beberapa jenis paradigma geografi yang menjadi materi geografi kelas 10 SMA.
O iya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geografi adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi.
Dalam geografi ini kita akan mempelajari tentang tempat-tempat di dunia, negara-negara di dunia, cara membuat peta, atau cara menyajikan sebuah data.
Sebagai suatu ilmu yang sudah lama berkembang, geografi juga mengalami pergeseran paradigma dalam studinya, lo.
Yuk, kita simak penjelasan mengenai jenis-jenis paradigma geografi berikut ini, Adjarian!
“Paradigma geografi mengalami pergeseran mulai dari tradisional sampai kontemporer.”
Baca Juga: Faktor yang Memengaruhi Proses Pembentukan Tanah dalam Ilmu Geografi
Jenis-Jenis Paradigma Geografi
Paradigma geografi terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Paradigma Geografi Tradisional
Berkembangnya paradigma geografi tradisional dimulai sebelum tahun 1990-an.
Pada masa tersebut berkembang tiga paradigma geografi, yaitu:
- Paradigma Eksplorasi
Paradigma ini ditandai dengan adanya berbagai penemuan daerah baru yang ditunjukkan dengan giatnya upaya pemetaan, penggambaran, dan pengumpulan fakta di wilayah baru.
Nah, kegiatan ini kemudian menghasilkan tulisan, gambaran, dan peta yang memberikan manfaat bagi para geograf untuk menyempurnakan yang sudah ada.
Produk yang dihasilkan dari paradigma eksplorasi ini bersifat deskripsi dan klasifikasi wilayah baru yang dilengkapi dengan fakta lapangan.
Baca Juga: Ciri-Ciri Tanah Aluvial dalam Ilmu Geografi
Sehingga, banyak pihak menyebutnya sebagai era geographical thought atau gagasan secara geografi dalam bentuk deskripsi sederhana.
“Paradigma eksplorasi menghasulkan tulisan, gambaran, dan peta daerah batu untuk menyempurnakan yang sudah ada.”
- Paradigma Environmentalisme
Paradigma environmentalisme adalah kelanjutan dari paradigma terdahulu yang didorong untuk meningkatkan produk yang lebih akurat dan detail.
Sehingga peneliti dituntut untuk melakukan pengukuran lebih mendalam terkait dengan elemen fisik.
Nah, paradigma ini mulai populer pada akhir abad ke 19, Adjarian.
Berbagai bentuk analisis secara mendalam seperti analisis morfometrik, sebab akibat, dan analisis network sangat berkembang pada saat itu.
Perkembangan lebih lanjutnya terlihat dari adanya analisis hubungan manusia dengan lingkungannya.
· Paradigma Regionalisme
Baca Juga: Contoh Soal SBMPTN dan Jawaban Materi Lingkup Kajian Geografi
Paradigma regionalisme bisa terjadi katena adanya sintesis hubungan manusia dengan lingkungan.
Beberapa konsep yang muncul pada saat itu, yaitu pembangian wilayah berdasarkan tipenya dan perwilayahan berdasarkan hierarki dan kategori.
“Pada paradigma environmentalisme peneliti dituntut untuk melakukan pengukuran yang lebih mendalam terkait elemen fisik.”
2. Paradigma Kontemporer
Paradigma kontemporer ditandai dengan berkembangnya metode analisis kuantitatif, model building, dan analisis keruangan.
Hingga kemudian, masa ini disebut sebagai periode paradigma analisis keruangan, Adjarian.
Nah, ciri-ciri dari paradigma kontemporer yaitu adanya spesialisasi dalam geografi sehingga membuat studi geografi seolah terpisah-pisah.
Hal inilah yang kemudian mendorong munculnya pendekatan sistem dalam ilmu geogarfi agar kembali ke awal.
Adjarian, itu tadi jenis-jenis paradigma geografi yang berkembang dalam ilmu geogarafi.
Baca Juga: Jenis Konsep Wilayah dalam Ilmu Geografi
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan paradigma? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |