Tembang Tengahan: Fungsi, Ciri-Ciri, Watak, dan Contoh-contohnya

By Jestica Anna, Minggu, 29 Mei 2022 | 10:30 WIB
Tembang tengahan merupakan salah satu jenis tembang yang berkembang di Tanah Jawa. (Piqsels)

adjar.id – Pernahkah Adjarian mendengar istilah tembang tengahan?

Dalam kebudayaan Jawa, terdapat tiga jenis tembang yang berkembang, yakni tembang gedhe (sekar ageng), tembang tengahan (sekar madya), dan tembang macapat (sekar alit).

Nah, tembang tengahan ini merupakan jenis tembang klasik, tetapi menggunakan bahasa Jawa tengahan dan baru.

O iya, banyak orang menyebut tembang tengahan ini sebagai tembang magel, tanggung, dan tembang madya.

Tembang tengahan tertulis di dalam buku kidung. Buku tersebut berisi kisah peristiwa yang terjadi di zaman dahulu.

Selain itu, tembang Jawa satu ini juga mengandung nilai filosofis kehidupan masyarakat Jawa.

Meski tak sepopuler tembang macapat, tak ada salahnya kita mempelajari tembang tengahan sebagai sarana unutuk memperluas pengetahuan kebudayaan.

Kalau begitu, coba kita cari tahu fungsi, ciri, watak, dan contoh-contoh tembang tengahan, yuk!

Tembang tengahan merupakan salah satu jenis tembang yang berkembang di pulau Jawa sejak zaman kerajaan.”

Baca Juga: 3 Jenis Tembang Jawa: Tembang Gedhe, Tembang Tengahan, dan Tembang Macapat

Fungsi Tembang Tengahan

Seperti yang sudah sedikit kita ulas sebelumnya, tembang tengahan mengandung filosofi tentang kehidupan masyarakat Jawa.

Oleh karenanya, tembang tengahan tertulis di dalam kidung yang menceritakan peristiwa pada zaman dahulu.

O iya, secara teknis, tembang tengahan juga digunakan untuk “mbawani gendhing” atau membuka gendhing.

Ciri-Ciri Tembang Tengahan

Meski sudah tidak seklasik tembang gedhe, tembang tengahan dahulu juga sempat ditulis menggunakan aksara Jawa, Adjarian.

Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya zaman, tembang tengahan ditulis menggunakan huruf latin.

Sama halnya dengan tembang klasik lainnya, tembang tengahan juga memiliki sejumlah ciri-ciri, seperti:

1. Tiap gatra tidak lebih dari 8 wanda, tanpa lampah.

Baca Juga: 11 Tembang Macapat: Pengertian, Aturan, Jenis-Jenis, dan Maknanya

2. Menggunakan bahasa Jawa baru.

3. Terikat guru wilangan.

4. Menggunakan nada tinggi.

5. Terikat dengan dhong-dhinge lagu.

Tembang tengahan tertulis di dalam buku yang disebut dengan kidung.”

Watak Tembang Tengahan

Sama seperti tembang macapat yang sebelumnya pernah kita pelajari, tembang tengahan juga memiliki watak yang bermacam-macam.

Misalnya saja, tembang tengahan Jurudemung memiliki watak prenesan yang berarti berhias.

Sementara tembang Balabak berwatak parikena atau sembrono (ceroboh) yang umum digunakan untuk menceritakan hal-hal jenaka.

Baca Juga: Tembang Macapat Pangkur: Makna, Watak, dan Aturan atau Paugeran

Contoh-Contoh Tembang Tengahan

Berikut beberapa contoh tembang tengahan.

1. Balabak

2. Wirangrong

3. Lontang

4. Palugon

5. Duduk Wuluh

6. Jurudemung

“Dulunya, tembang tengahan sempat ditulis menggunakan aksara Jawa.”

Baca Juga: Tembang Macapat Dhandhanggula: Makna, Watak, dan Aturan atau Paugeran

Nah, Adjarian, demikianlah materi bahasa Jawa tentang tembang tengahan, mulai dari fungsi, ciri-ciri, watak, dan contoh-contohnya.

Sekarang coba kita kerjakan soal berikut, yuk!

Pertanyaan
Sebutkan ciri-ciri tembang tengahan!
Petunjuk: Cek halaman 2 dan 3.