adjar.id – Pernahkah Adjarian mendengar istilah tembung plutan?
Dalam bahasa Jawa, tembung plutan yaiku tembung kang wandane loro dirangkep dadi sawanda.
Pada dasarnya, tembung plutan berasal dari kata “pluta” yang berarti “rangkap”.
Sehingga, jika diartikan, tembung plutan merupakan kata yang terdiri atas dua suku kata yang digabung menjadi satu, tetapi tidak mengubah artinya.
Nah, tembung ini berfungsi untuk meringkas suatu kata supaya menjadi lebih efektif, tanpa mengubah maknanya.
Terkadang, plutan juga digunakan dalam pembuatan karya sastra Jawa yang dibatasi oleh guru wilangan atau jumlah suku kata dalam satu kalimat.
Misalnya, kata “ayu” yang berarti cantik, dirangkap menjadi “yu” dalam salah stau lirik di tembang macapat Kinanthi.
Nah, masih banyak lagi contoh-contoh tembung plutan yang bisa menjadi acuan Adjarian ketika ingin membuat karya sastra Jawa atau sekadar berkomunikasi.
Simak bersama, yuk!
Baca Juga: Tembung Rangkep: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya
25 Contoh Tembung Plutan Bahasa Jawa
1. Alon menjadi lon
2. Awit menjadi wit
3. Ameh menjadi meh
4. Awor menjadi wor
5. Bubar menjadi bar
6. Alon menjadi lon
7. Buyar menjadi byar
8. Bocah menjadi cah
Baca Juga: Tembung Sesulih Purusa: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya
9. Emoh menjadi moh
10. Kuwasa menjadi kwasa
11. Luwih menjadi lwih
12. Para menjadi pra
13. Sari menjadi sri
14. Seret menjadi sret
15. Swasa menjadi swasa
16. Suwiwi menjadi swiwi
17. Seru menjadi sru
Baca Juga: Apa Itu Tembung Yogyaswara? Berikut Penjelasan dan Contoh-contohnya
18. Weruh menjadi wruh
19. Welas menjadi wlas
20. Telulikur menjadi tlulikur
21. Suwidak menjadi swidak
22. Sarana menjadi srana
23. Sakarepmu menjadi skrapmu
24. Suwarga menjadi swarga
25. Purihen menjadi prihen
Nah, itu tadi 25 contoh tembung plutan dalam bahasa Jawa.
Baca Juga: 25 Contoh Tembung Ngemu Teges Mbangetake dalam Bahasa Jawa
Apakah ada tembung plutan lain yang Adjarian ketahui?
Simak juga video berikut, yuk!