adjar.id – Pernahkah Adjarian mendengar istilah tembung plutan?
Dalam bahasa Jawa, tembung plutan yaiku tembung kang wandane loro dirangkep dadi sawanda.
Pada dasarnya, tembung plutan berasal dari kata “pluta” yang berarti “rangkap”.
Sehingga, jika diartikan, tembung plutan merupakan kata yang terdiri atas dua suku kata yang digabung menjadi satu, tetapi tidak mengubah artinya.
Nah, tembung ini berfungsi untuk meringkas suatu kata supaya menjadi lebih efektif, tanpa mengubah maknanya.
Terkadang, plutan juga digunakan dalam pembuatan karya sastra Jawa yang dibatasi oleh guru wilangan atau jumlah suku kata dalam satu kalimat.
Misalnya, kata “ayu” yang berarti cantik, dirangkap menjadi “yu” dalam salah stau lirik di tembang macapat Kinanthi.
Nah, masih banyak lagi contoh-contoh tembung plutan yang bisa menjadi acuan Adjarian ketika ingin membuat karya sastra Jawa atau sekadar berkomunikasi.
Simak bersama, yuk!
Baca Juga: Tembung Rangkep: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya
25 Contoh Tembung Plutan Bahasa Jawa
1. Alon menjadi lon