4 Teori Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara

By Jestica Anna, Kamis, 28 April 2022 | 10:30 WIB
Terdapat empat teori yang mendasari masuknya agama Hindu-Buddha di Nusantara. (Unsplash/JeremyBishop)

adjar.id – Hindu-Budha merupakan agama tertua yang berkembang di Indonesia. Nah, ada empat teori mengenai masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara.

Kehadiran agama Hindu-Budha di Nusantara dimulai sejak awal Masehi.

Secara garis besar, masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Nusantara erat kaitannya dengan negara India.

Yap, India merupakan negara yang menjadi pusat kelahiran dan berkembangnya dua agama utama di dunia, yaitu Hindu dan Buddha.

Kemudian, datangnya agama Hindu-Buddha ke Nusantara yang berasal dari pengaruh India ini terpecah menjadi empat teori.

Keempat teori tersebut di antaranya adalah teori Brahmana, teori Ksatria, teori Waisya, dan teori Arus Balik.

Masing-masing teori memiliki penjelasan berikut dengan bukti yang mendukung dan kelemahannya, Adjarian.

Kita pelajari bersama, yuk!

“Ada empat teori yang mendasari masuknya Hindu-Buddha di Indonesia, yaitu teori Brahmana, teori Ksatria, teori Waisya, dan teori Arus Balik.”

Baca Juga: Pengaruh Hindu-Buddha di Bidang Kesenian Masyarakat Indonesia

Teori-Teori Masuknya Hindu-Buddha

1. Teori Brahmana

Adjarian, teori pertama masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia adalah teori Brahmana.

Teori ini pertama kali dicetuskan oleh seorang orientalis, J.C. van Leur.

Menurut J.C. van Leur, kaum Brahmana diundang langsung oleh para pengemuka kerajaan di Nusantara untuk mengajarkan agama Hindu.

Nah, sebelum kembalinya para Brahmana tersebut ke India, mereka meninggalkan kitab Weda sebagai hadiah untuk para raja.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya bahasa yang dikuasai Brahmana di dalam kitab suci Weda dan dalam upacara keagamaan.

Akan tetapi, menurut ajaran Hindu kuno, seorang Brahmana dilarang menyebrangi lautan untuk meninggalkan tanah airnya. Nah, hal tersebut pun yang menjadi kelemahan teori Brahmana.

“Menurut J.C. van Leur, agama dan kebudayaan Hindu-Budha dibawa oleh kaum Brahmana yang diundang langsung oleh para raja untuk mengajarkan kedua agama tersebut.”

Baca Juga: Macam-Macam Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu yang Ada di Indonesia

2. Teori Ksatria

Teori Ksatria dicetuskan oleh R.C. Majundar, F.D.K. Bosch, C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens.

Pada mulanya, sekitar abad 4-6 M, terjadi peperangan yang melibatkan kaum Ksatria di India. Peperangan ini menyebabkan para prajurit mengalami kekalahan.

Nah, kekalahan inilah yang kemudian menginisiasi larinya kaum Ksatria menuju Nusantara untuk mendirikan kerajaan-kerajaan.

Namun demikian, sampai saat ini tidak ditemukan prasasti yang menggambarkan penaklukan Nusantara oleh kerajaan India.

Selain itu, para Ksatria ini tidak mungkin mendapat kedudukan tinggi sebagai raja di Nusantara.

"Sampai saat ini belum ditemukan prasasti tentang penaklukan Nusantara oleh kerajaan India yang dapat mendukung teori Ksatria."

3. Teori Waisya

Teori Waisya dikemukakan oleh N.J. Krom.

Baca Juga: Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-Buddha

Menurut N.J. Krom, masuknya Hindu-Buddha di Indonesia dipengaruhi oleh para pedagang dari India. 

Perdagangan inilah yang kemudian membuat agama dan kebudayaan Hindu-Buddha tersebar melalui pernikahan, hubungan dagang, dan interaksi antara pedangang India dan Nusantara.

Adanya perkampungan para pedangan India di Indonesia juga turut memperkuat teori satu ini.

Meski demikian, kaum Waisya berkedudukan sebagai rakyat biasa dan tidak menguasai suatu kerajaan.

Di samping itu, kaum Waisya juga tidak menguasai bahasa Sanskerta serta aksara Pallawa.

"Berdasarkan teori Waisya, masuknya Hindu-Buddha dipengaruhi oleh pedagang India yang berinteraksi dengan masyarakat Nusantara."

4. Teori Arus Balik

Teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia yang terakhir adalah teori Arus Balik.

Teori ini dicetuskan oleh F.D.K. Bosch dalam rangka untuk menyanggah teori Waisya dan teori Ksatria.

Baca Juga: Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-Buddha

Pada mulanya, kaum Brahmana menyebar ke seluruh wilayah Nusantara untuk menjalin hubungan dengan rakyat lokal. Baik untuk menyebarkan agama maupun kebudayaan.

Setelah itu, banyak rakyat Nusantara yang tertarik untuk mempelajari bahasa Sanskerta, kitab suci, hingga sastra datang secara langsung di India.

Nah, setelah mendalami agama dan kebudayaan di India, mereka kembali ke Nusantara untuk mengembangkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.

Prasasti Nalanda turut memperkuat teori ini, Adjarian.

Prasasti tersebut menyebutkan bahwa Raja Balaputradewa dari Sriwijaya meminta langsung raja India untuk membangun wihara sebagai tempat menimba ilmu.

Nah, itulah empat teori masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara atau Indonesia.

Sekarang coba kerjakan soal di bawah ini, yuk!

Pertanyaan
Jelaskan bagaimana masuknya Hindu-Buddha melalui teori Waisya!
Petunjuk: Cek halaman 3 dan 4.

Tonton video ini, yuk!