Peringatan Hari Angkutan Nasional, Inilah Sejarah Perkembangan Angkutan Umum DAMRI di Indonesia

By Atika Mayasari, Minggu, 24 April 2022 | 09:00 WIB
DAMRI adalah salah satu contoh angkutan umum pertama yang ada di Indonesia. (kompas.com)

adjar.id - Setiap tanggal 24 April di Indonesia diperingati Hari Angkutan Nasional.

Adanya peringatan Hari Angkutan Nasional di Indonesia bertujuan untuk mengingatkan tujuan  dan kegunaan angkutan umum di masyarakat.

Selain itu, tujuan peringatan Hari Angkutan Nasional adalah untuk mengetahui seperti apa perkembangan angkutan umum di Indonesia.

Angkutan umum adalah saran untuk memindahkan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya.

Pada umumnya, masyarakat akan dipungut biaya ketika menggunakan angkutan umum.

Angkutan umum yang biasanya digunakan masyarakat Indonesia dibedakan menjadi tiga jenis yang berbeda.

Mulai dari angkutan darat, angkutan air, dan angkutan udara.

Angkutan umum yang pertama kali ada di Indoensia adalah angkutan datar, yaitu Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI).

Lalu, bagaimana perkembangan sejarah angkutan umum DAMRI yang mempelopori angkutan umum yang ada di Indonesia? Yuk, kita simak bersama!

Baca Juga: Tujuan Peringatan Hari Angkutan Nasional yang Diperingati Tiap Tanggal 24 April

Sejarah Angkutan Umum DAMRI

Angkutan umum pertama kali yang ada di Indonesia adalah DAMRI.

DAMRI adalah singkatan dari Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia.

Sebenarnya angkutan DAMRI sudah ada sebelum Indonesia meredeka.

Pada zaman penjajahan Jepang, terdapat dua macam angkutan umum yang diberi nama Jawa Unyu Zigyosha dan Zidosha Sokyoku.

Jawa Unyu Zigyosha adalah angkutan umum yang menggunakan truk, gerobak, atau cikar untuk mengangkut barang.

Sedangkan Zidosha Sokyoku adalah angkutan yang menggunakan kendaraan bermotor atau bus untuk mengangkut penumpang manusia.

Kemudian setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, kedua angkutan umum tersebut dikelola oleh Departemen Perhubungan RI.

Jawa Unyu Zigyosha berubah menjadi Djawatan Pangangkoetan dan Zidosha Sokyoku berubah menjadi Djawatan Angkutan Darat.

Baca Juga: Jenis-Jenis Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

Selanjutnya pada tahun 1946, keluarlah pengumuman Maklumat Menteri Perhubungan RI No.01/DAM/46.

Dalam pengumuman tersebut disebutkan bahwa Djawatan Pangangkoetan dan Djawatan Angkutan Darat digabung menjadi angkuat umum di Indonesia yang disingkat DAMRI atau Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia.

Tugas utama adanya DAMRI untuk melakukan pengangkutan darat menggunakan bus, truk, dan angkutan bermotor lainnya di Indonesia.

Kemudian pada tahun 1961, perkembangan DAMRI mengalami perubahan status menjadi Badan Pimpinan Perusahan Negara (BPUPN).

Setelah itu, pada tahun 1965, DAMRI tidak lagi menjadi bagian BPUPN dan berubah menjadi Perusahaan Negara (PN).

Akhirnya, DAMRI tidak lagi menjadi PN dan berubah menjadi perusahaan milik Negara atau bagian dari Kementerian Badan Usaha Miliki Negara (BUMN).

Nah, itulah sejarah singkat perkembangan angkutan umum DAMRI yang menjadi pelopor awal mula Hari Angkutan Nasional di Indonesia, Adjarian.

Tonton video ini, yuk!