Perbedaan Satire dan Sarkasme sebagai Majas dalam Bahasa Indonesia

By Nabil Adlani, Rabu, 6 April 2022 | 07:30 WIB
Bentuk sindiran dalam bahasa Indonesia bisa diungkapkan melalui majas satire dan sarkasme. (unsplash/Icons8 Team)

adjar.id – Adjarian, sudah tahu perbedaan satire dan sarkasme?

Saat seseorang tidak setuju terhadap sesuatu, bisanya akan keluar sindirian untuk menyampaikan ketidaksetujuannya tersebut.

Akan tetapi, tidak semua sindirian bisa diungkapkan dengan terang-terangan karena dapat menyebabkan terjadi kontroversi.

Nah, dalam bahasa Indonesia sendiri terbagi menjadi dua bentuk majas yang bisa kita gunakan untuk mengungkapkan sindiran kepada orang lain, lo.

Dua majas tersebut adalah majas satire dan sarkasme yang banyak diartikan sebagai dua jenis majas yang memiliki kesamaan.

Satire adalah majas yang biasa digunakan untuk mengkritik, menyindir, atau menolak suatu kebiasaan, gagasan atau ideologi dengan dibalut komedi, Adjarian.

Sedangkan sarkasme adalah jenis majas yang digunakan untuk mengungkapkan penolakan atau kritik dengan cara yang kasar dan keras.

Biasanya sarkasme ini akan diungkapkan melalui ejekan atau celaan kepada orang lain.

Yuk, kita cari tahu perbedaan satire dan sarkasme berikut ini, Adjarian!

Baca Juga: Materi TWK CPNS, Jenis Majas Sindiran dan Majas Pertentangan

Perbedaan Satire dan Sarkasme

Berikut ini beberapa perbedaan dari majas satire dan sarkasme dalam bahasa Indonesia, di antaranya:

1. Satire adalah bentuk sindirian yang disampaikan secara halus, sementara sarkasme adalah bentuk sindirian yang disampaikan dengan kasar.

2. Sindirian satire biasanya dibalut dengan menggunakan komedi, sementara sindiran sarkasme disampaikan dengan penuh emosi dan serius.

3. Majas satire memiliki ketentuan bait seperti puisi, sementara majas sarkasme diungkapkan dengan dialog.

4. Majas satire berisikan sindiran secara halus, sementara sarkasme berisikan kata ejekan yang sangat dalam.

5. Majas satire diungkapkan untuk menarik orang untuk mencari suatu kebenaran, sedangkan sarkasme digunakan untuk menyampaikan ketidaksukaan terhadap sesuatu.

Contoh Penggunaan Satire

Berikut ini beberapa contoh penggunaan majas satire, di antaranya:

Baca Juga: Mengetahui Jenis-Jenis Majas dalam Bahasa Indonesia dan Contohnya

1. Kamu terlalu sering makan cabai, ya? Omonganmu pedas sekali.

2. Kamu gugup ya? Badanmu dari tadi tidak bisa diam seperti cacing kepanasan.

3. Tidak semua makanan saja kau ambil, kau selapar itukah?

4. Film tadi seru sekali ya, sampai aku tidak sadar bahwa ditengah film aku tertidur.

5. Game apa yang kamu mainkan, asik sekali sampai tidak mendengarkan ibu guru menerangkan.

Contoh Penggunaan Sarkasme

Berikut ini beberapa contoh penggunaan majas sarkasme, di antaranya:

1. Utang masih banyak dan belum dibayar, masih berani utang lagi? Dasar tidak tahu diri!

2. Kamu tidak bisa bicara? Apa susahnya menyampaikan opinimu sendiri?

Baca Juga: Contoh Soal dan Jawaban serta Pembahasan Materi Ringkasan Bahasa

3. Lain kali gunakan kepalamu untuk berpikir, tidak hanya mulut yang digunakan untuk berkomentar.

4. Pakaian kotor milikmu cuci sendirilah, dasar malas!

5. Sekali-kali kamu harus melawan, jangan seperti kerbau yang dicocok hidungnya!

Nah, itulah tadi Adjarian, perbedaan satire dan sarkasme sebagai jenis majas dalam bahasa Indonesia, ya!

Tonton video ini, yuk!