Jatuh pada 2 April, Apa Tujuan Adanya Hari Peduli Autisme Sedunia?

By Jestica Anna, Sabtu, 2 April 2022 | 11:30 WIB
Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap tanggal 2 April. (Pexels/Polina Kovaleva)

adjar.id – Setiap tanggal 2 April diperingati sebagai Hari Peduli Autisme Sedunia (Autism Awareness Day).

Sebelum mengetahui tujuan diperingatinya Hari Autisme Sedunia, kita dimak sejarah singkatnya terlebih dahulu, yuk!

Autisme merupakan sebuah kondisi neurologis seumur hidup yang bermanifestasi selama awal masa kanak-kanak.

Hari Peringatan Autisme Sedunia ini digagas oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) demi meningkatkan kesadaran dan dukungan masyarakat atas hak orang-orang autisme agar mampu menentukan arah perkembangan diri.

Nah, hari peringatan ini pertama kali dirayakan pada tahun 2008, Adjarian.

Mulanya, negara pertama yang mengusulkan penetapan hari Peduli Autisme Sedunia adalah Qatar. Negara tersebut memandang penyandang autisme kerap mengalami pengucilan dari masyarakat.

Padahal, dengan dukungan yang tepat, akomodasi dan penerimaan variasi neurologis memungkinkan mereka menikmati kesempatan yang sama dan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, lo.

Maka dari itu, terciptalah Hari Peduli Autisme Sedunia dengan beberapa tujuan.

Lalu, apa saja tujuan peringatan Hari Peduli Autisme Sedunia?

Baca Juga: Diperingati Setiap 21 Maret, Begini Sejarah dan Cara Merayakan Hari Hutan Sedunia

Tujuan Hari Peduli Autisme (Autism Awareness Day)

1. Mengenal Autisme

Tujuan pertama dari diadakannya perayaan Hari Peduli Autisme Sedunia adalah untuk pengenalan autisme kepada masyarakat.

Seorang dengan autisme biasanya tidak mendengar atau melihat saat sedang melakukan komunikasi. Nah, itu adalah salah satu tanda pengenal di samping gejala lain.

Selain itu, umumnya pengidap autisme akan ditandai dengan gejala lain, seperti emosi yang tidak stabil, tingkah laku yang tidak biasa, atau komunikasi yang sulit dimengerti.

Hal tersebut membuat orang dengan autisme dijauhi atau bahkan mendapat hinaan di masyarakat.

Nah, dengan adanya hari perayaan ini, diharapkan masyarakat dapat memperlakukan pengidap autisme dengan treatment atau penanganan yang tepat.

Leo Kenner, seorang psikiater asal Amerika Serikat, membuktikan sebuah hipotesa bahwa anak dengan autisme memiliki kecerdasan yang normal yang berfungsi baik, tetapi terdapat hal lain yang membuatnya salah.

Bahkan, sejumlah hasil penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak autisme memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, lo.

Baca Juga: Hari Meteorologi Sedunia, Bagaimana Sejarah Meteorologi di Indonesia?

2. Sering Mengalami Bullying

Nah, kurangnya pengetahuan terkait autisme pada masyarakat menyebabkan seseorang dengan autisme mengalami bullying atau gangguan dari orang lain.

Banyaknya perlakukan tidak terpuji ini menyebabkan anak autisme terhambat untuk mengakses berbagai kesempatan dengan optimal.

3. Edukasi untuk Mencegah Autisme Sejak Dini

Nah, selain untuk mengedukasi masyarakat dan melindungi pengidap autisme, hari peringatan ini dirayakan untuk mendeteksi autisme pada ibu hamil.

Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa upaya untuk mencegah dan mengendalikan Gangguan Spektrum Autisme dengan beberapa cara.

Di antaranya adalah dengan melakukan upaya preventif untuk melakukan deteksi dini, melaksanakan pelatihan keterampilan bagi guru dan remaja serta pola asuh bagi orang tua,

Di samping itu, Kemenkes juga memberdayakan peran keluarga, guru, dan masyarakat umum untuk mencegah dan mendeteksi dini tanda-tanda autisme untuk segera ditindaklanjuti.

Nah, Adjarian, itulah tujuan adanya Hari Peduli Autisme Sedunia atau Autism Awareness Day.

Baca Juga: Sejarah Hari Teater Sedunia yang Dirayakan Setiap 27 Maret

Mulai sekarang, yuk, perlakukan anak dengan autisme dengan baik!