Tujuan pertama dari diadakannya perayaan Hari Peduli Autisme Sedunia adalah untuk pengenalan autisme kepada masyarakat.
Seorang dengan autisme biasanya tidak mendengar atau melihat saat sedang melakukan komunikasi. Nah, itu adalah salah satu tanda pengenal di samping gejala lain.
Selain itu, umumnya pengidap autisme akan ditandai dengan gejala lain, seperti emosi yang tidak stabil, tingkah laku yang tidak biasa, atau komunikasi yang sulit dimengerti.
Hal tersebut membuat orang dengan autisme dijauhi atau bahkan mendapat hinaan di masyarakat.
Nah, dengan adanya hari perayaan ini, diharapkan masyarakat dapat memperlakukan pengidap autisme dengan treatment atau penanganan yang tepat.
Leo Kenner, seorang psikiater asal Amerika Serikat, membuktikan sebuah hipotesa bahwa anak dengan autisme memiliki kecerdasan yang normal yang berfungsi baik, tetapi terdapat hal lain yang membuatnya salah.
Bahkan, sejumlah hasil penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak autisme memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, lo.
Baca Juga: Hari Meteorologi Sedunia, Bagaimana Sejarah Meteorologi di Indonesia?
2. Sering Mengalami Bullying
Nah, kurangnya pengetahuan terkait autisme pada masyarakat menyebabkan seseorang dengan autisme mengalami bullying atau gangguan dari orang lain.
Banyaknya perlakukan tidak terpuji ini menyebabkan anak autisme terhambat untuk mengakses berbagai kesempatan dengan optimal.
3. Edukasi untuk Mencegah Autisme Sejak Dini