Akhirnya, Raja memutuskan untuk bertapa di hutan.
Di hutan Raja terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Raja meminta agar segera dikarunia anak.
Doa Raja pun terkabul. Permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan. Raja dan Permaisuri sangat bahagia.
Seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiran Putri Raja. Raja dan Permaisuri sangat menyayangi putrinya. Mereka juga sangat memanjakannya.
Segala keinginan putrinya dituruti. Tak terasa Putri Raja telah tumbuh menjadi gadis yang cantik.
Hari itu dia berulang tahun ketujuh belas. Raja mengadakan pesta besar-besaran. Semua rakyat diundang ke pesta.
Raja dan Permaisuri telah menyiapkan hadiah istimewa berupa kalung. Kalung terbuat dari untaian permata berwarna-warni.
Baca Juga: Keunikan Kota Yogyakarta, Materi Kelas 4 Tema 8
Saat pesta berlangsung, Raja menyerahkan kalung itu. ”Kalung ini hadiah dari kami. Lihat, indah sekali, bukan? Kau pasti menyukainya,” kata Raja. Raja bersiap mengalungkan kalung itu ke leher putrinya.
Sungguh di luar dugaan, Putri menolak mengenakan kalung itu. ”Aku tak suka kalung ini, Ayah,” tolak Putri dengan kasar. Raja dan Permaisuri terkejut. Kemudian, Permaisuri berusaha membujuk putrinya dengan lembut.
Permaisuri mendekat dan hendak memakaikan kalung itu ke leher putrinya. ”Aku tidak mau! Aku tidak suka kalung itu! Kalung itu jelek!” teriak Putri sambil menepis tangan Permaisuri.
Tanpa sengaja, kalung itu terjatuh. Permata-permatanya tercerai-berai di lantai.