Rumah betang ini berukuran panjang 268 meter, tinggi 5-6 meter, dan memiliki 53 bilik rumah.
Menurut data pada tahun 2007, rumah betang uluk palin dihuni lebih dari 500 jiwa yang terdiri atas sekitar 130 kepala keluarga.
Tidak diketahui persis pada tahun berapa rumah betang ini pertama kali dibangun.
Namun, diperkirakan rumah ini pertama kali didirikan oleh komunitas Tamambaloh Apalin pada tahun 1800-an.
Kemudian, rumah betang ini pernah diperbaiki pada 1940-an karena kebakaran.
Rumah betang ini juga telah tiga kali berpindah lokasi karena menyesuaikan dengan perubahan alur Sungai Uluk dan Sungai Nyabau akibat erosi.
Dalam tradisi Dayak, rumah betang dan hutan adalah pusat sekaligus bagian terpenting semesta kehidupan.
Baca Juga: Jawab Soal Peta Pikiran Teks 'Jenis Usaha Masyarakat Indonesia', Kelas 5 Tema 8
Seperti jika kita mengucapkan kata “kampung”, “pulang”, “rumah”; rumah betanglah yang diingat oleh masyarakat Dayak.
Bagi mereka, rumah betang juga merupakan pemersatu. Di sanalah mereka berkerabat dan bertradisi.
Di rumah betanglah tradisi Dayak terpelihara. Rumah betang adalah kekayaan budaya Indonesia.
Namun, pada Sabtu 13 September 2014 malam rumah betang uluk palin terbakar.