adjar.id – Adjarian, piye kabarmu? Kalimat tersebut merupakan kalimat bahasa Jawa ngoko. Nah, bagaimana jika diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa lugu dan halus, ya?
Di dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang Jawa menggunakan bahasa Jawa dan terikat dengan aturan-aturannya.
Aturan penggunaan bahasa Jawa disebut dengan unggah-ungguh basa atau sopan santun dalam berbahasa.
Unggah-ungguh basa inilah yang kemudian membagi bahasa Jawa menjadi tiga tingkatan, yaitu bahasa Jawa ngoko (krama ngoko), bahasa Jawa lugu (krama lugu/madya), dan bahasa Jawa halus (krama inggil/alus).
Bahasa Jawa ngoko atau krama ngoko umumnya diterapkan untuk berkomunikasi dengan teman sebaya, orang yang lebih muda atau memiliki kedudukan sejajar dengan kita.
Bahasa Jawa lugu (krama lugu) digunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang sudah akrab tetapi masih menjunjung tinggi kesopanan, misalnya dengan rekan sekantor.
Sementara tingkatan yang paling tinggi adalah krama alus. Krama alus digunakan unutk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan lebih tinggi.
Bukan tanpa alasan, penggunaan tingkatan bahasa Jawa ini demi menjunjung tinggi sopan santun dan menghargai lawan bicara.
Nah, berikut ini daftar kosakata yang dapat dijadikan pedoman dalam percakapan di tiga tingkatan bahasa Jawa tersebut. Kita simak, yuk!
Kosakata Bahasa Jawa Ngoko (Krama Ngoko), Bahasa Jawa Lugu (Krama Lugu/Madya), dan bahasa Jawa Halus (Krama Inggil)
1. Mlaku (krama ngoko) = Mlampah (krama lugu) = Tindak (krama alus) = Jalan