adjar.id – Guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan adalah sederet aturan dalam tembang macapat Jawa.
Macapat adalah hasil kebudayaan yang berupa puisi rakyat yang penyebarannya dilakukan dari generasi ke generasi secara lisan.
Nah, macapat umumnya adalah puisi tradisional rakyat yang memiliki nada, jadi setiap macapat memiliki nada khas tersendiri.
Dikutip dari Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan Kemdikbud, macapat merupakan sarana untuk merenung.
Tembang macapat banyak digunakan orang tua untuk menasihati anak-anak mereka agar lebih mengerti mengenai makna kehidupan.
Hal ini dikarenakan makna liriknya yang biasanya cukup berisi petuah atau nasihat, Adjarian.
Adanya guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan membuat tembang macapat menjadi terdengar indah.
Lalu, apa yang dimaksud dengan guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan? Yuk, simak uraian berikut!
"Tembang macapat digunakan untuk memberikan petuah kepada anak-anak tentang makna kehidupan."
Baca Juga: Karesidenan di Pulau Jawa pada Masa Pemerintahan Daendels
Guru Gatra
Dalam bahasa Jawa, tembang macapat juga umumnya memiliki bait sama seperti puisi. Nah, tiap-tiap bait memiliki jumlah baris tertentu.