• Gempa Terban
Gempa terban atau gempa runtuhan merupakan gempa yang terjadi akibat runtuhnya massa batuan mengisi ruang yang kosong di dalam litosfer.
Gempa ini sering terjadi akbat runtuhnya gua-gua kapur atau terowongan pertambangan bawah tanah.
Baca Juga: Kenapa Indonesia Sering Mengalami Gempa Bumi?
2. Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
Berdasarkan kedalaman hiposentrum atau pusat gempa, gempa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
• Gempa Dalam
Gempa dalam merupakan gempa yang jarak hiposentrumnya berkitar antar 300 sampai 700 km dari permukaan bumi.
• Gempa Pertengahan
Gempa pertengahan merupakan gempa yang terjadi jika jarak hiposentrumnya berkisar antara 100-300 km dari permukaan bumi.
• Gempa Dangkal
Gempa dangkal merupakan gempa yang terjadi jika jarak hiposentrumnya kurang dari 100 km dari permukaan bumi.
Nah, dari hiposentrum atau pusat gempa inilah kemudian gelombang sismik dirambatkan ke permukaan bumi yang berupa gelombang primer dan sekunder.
Gelombang primer merupakan getaran yang kali pertama dirasakan di muka bumi oleh sismograf, sedangkan getaran yang dirasakan selanjutnya disebut gelombang sekunder.
“Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya, gempa terbagi menjadi gempa dalam, gempa pertengahan, dan gempa dangkal.”