adjar.id – Seperti apa sejarah perkembangan bumi menurut teori Wegener?
Teori Wegener disebut juga sebagai teori pengapungan benua yang dikemukakan pada abad 20.
Dalam buku Geografi Membuka Cakrawala Dunia terdapat satu soal dalam Uji Kemampuan Bab 2 di halaman 35.
Pada soal Uji kemampuan Bab 2 tersebut kita diminta untuk menjelaskan sejarah dari perkembangan bumi menurut teori Wegener yang menjadi materi geografi kelas 10 SMA.
Baca Juga: Pendekatan dan Prinsip yang Digunakan dalam Ilmu Geografi
Nah, kali ini kita akan membahas soal tersebut bersama-sama, Adjarian.
Alfred Lothar Wegener merupakan seorang ahli meteorologi dan geofisika yang mengungkapkan hipotesis mengenai pengapungan benua.
Menurutnya, bumi dahulu adalah satu kesatuan utuh dan besar yang disebut pangea yang diambil dari bahasa Yunani kuno dengan arti seluruh bumi.
Yuk, kita simak penjelasan lebih lengkap mengenai teori wagener mengenai perkembangan bumi berikut ini!
Teori Wegener atau Teori Pengapungan Benua
Teori pengapungan benua diungkapkan oleh Wegener pada abad ke-20. Menurutnya bumi berasal dari satu daratan yang sangat besar dan disebut pangea.
Pangea kemudian terpecah-pecah yang mana peristiwa tersebut terjadi pada 200 juta tahun lalu.
Pecahan pangea tersebut kemudiam menjadi dua bagian, yaitu laurasia di sebelah utara dan gondwana di sebelah selatan.
Nah, kedua benua tersebut dipisahkan oleh laut sempit yang bernama laut Tethys. Saat ini sisa laut Tethys ini merupakan jalur cebakan minyak bumi di Timur Tengah.
Baca Juga: Struktur dan Sistem Klasifikasi Tanah di Bumi
O iya, setelah itu laurasia dan gondwana terpecah lagi menjadi bagian daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan 1-10 cm per tahunnya.
Lalu pecahan tersebut mulai bergeser menjauh satu sama lain dan membentuk benua-benua yang kita kenal saat ini.
Bukti Teori Wegener
Ada beberapa bukti dari teori Wegener ini, di antaranya:
1. Bebatuan yang Identik
Pada beberapa benua terdapat jenis dan usia bebatauan yang sama dan berada di kedua sisi samudra Atlantik.
Nah, dalam hal ini Wegener mengungkapkan pada zaman dahulu bebatuan terbentuk secara bersamaan dan saling berdampingan.
2. Pegunungan yang Sama
Wegener juga menemukan persamaan pada pegunungan Appalachian di Amerika Serikat dengan Pegunungan Greenland Timur.
Hal ini membuat Wegener menyimpulkan bahwa kedua gunung tersebut pada awalnya merupakan satu baris pegunungan yang kemudian terpisahkan karena peristiwa pangea.
4. Ditemukannya Fosil
Beberapa fosil reptil juga ditemukan di tempat yang berbeda dan memiliki kesamaan, seperti fosil reptil Mesosaurus yang di temukan di Afrika bagian Selatan dan Amerika Selatan.
Reptil tersebut merupakan hewan yang hanya bisa berenang di air tawar dan memiliki panjang satu meter.
Baca Juga: Macam-Macam Konsep Dasar Geografi
Nah, dari sini Wegener menyimpulkan bahwa dahulu, Afrika Selatan dan Amerika Selatan merupakan satu tempat yang sama.
Selain itu, ditemukan juga beberapa fosil lain seperti fosil cynognathus di Afrika dan Amerika Selatan dan lystrosaurus di India, Afrika, serta Antartika.
Hal ini semakin diperkuat dengan kebiasaan dua hewan tersebut yang hidupnya hanya di darat dan tidak bisa berenang.
Nah, itulah uraian penjelasan tentang teori Wegener atau teori pengapungan benua, Adjarian.
Tonton juga video berikut ini, yuk!