adjar.id - Apakah Adjarian pernah mendengar tentang tubuh astronaut yang menjadi lemah saat di luar angkasa?
Yap, meski sebelumnya saat di bumi kondisinya baik dan sehat, tubuh seorang astronaut ketika berada di luar angkasa menjadi lemah.
Hal itu dikarenakan faktor gaya gravitasi yang berbeda antara di bumi dan di luar angkasa, Adjarian.
Di bumi, tidak ada benda yang melayang-layang. Semua berpijak di bumi dan benda yang ada di ketinggian saat jatuh akan ke bawah.
Baca Juga: Mengenal Astronaut Perempuan Pertama di Indonesia, Pratiwi Sudarmono
Itu karena bumi memiliki gaya gravitasi atau gaya tarik bumi yang kuat.
Sementara itu, di luar angkasa memang terdapat gaya gravitasi.
Namun, gaya gravitasi di luar angkasa sangat lemah, Adjarian.
Lalu, apa hubungannya gaya gravitasi dan tubuh astronaut yang menjadi lemah ketika berada di luar angkasa, ya?
Kita cari tahu, yuk!
Anggota Tubuh yang Melemah
Tubuh kita terdiri dari berbagai bagian atau anggota yang masing-masing memiliki fungsinya tersendiri.
Nah, secara garis besar ada tubuh bagian atas dan ada tubuh bagian atas.
Tubuh bagian bawah seperti kaki berperan untuk menopang beban atau bobot tubuh terutama saat kita sedang berdiri atau berjalan.
Hal tersebut membuat tulang dan otot terlatih dan juga kuat, Adjarian.
Baca Juga: Selain Neil Armstrong, Inilah Manusia yang Pernah Pergi ke Bulan
Namun, saat berada di luar angkasa, tubuh astronaut melayang dan tidak bisa berpijak atau berjalan sebagaimana ketika di bumi.
Astronaut pun menjadi jarang menggunakan kaki untuk beraktivitas selama di luar angkasa.
Akibatnya, anggota bagian tubuh yang bawah seperti kaki pun menjadi lemah.
Perubahan Cara Kerja Tubuh
Saat berada di luar angkasa, cara kerja tubuh juga mengalami perubahan, Adjarian.
Ketika di bumi, saat sedang berdiri darah akan mengalir ke kaki. Organ jantung pun harus bekerja untuk melawan gaya gravitasi untuk dapat mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Nah, saat di luar angkasa, darah dalam tubuh akan mengalir ke tubuh bagian atas dan area kepala karena gaya gravitasi yang lemah.
Hal itu membuat wajah astronaut biasanya menjadi tampak bengkak atau memerah, Adjarian.
Baca Juga: Definisi dan Contoh-Contoh Hukum Gravitasi Newton
Perubahan aliran darah dan air di dalam tubuh juga membuat organ otak berpikir bahwa tubuh kelebihan cairan.
Padahal sebenarnya tubuh tidak kelebihan cairan. Hanya saja cairan berkumpul di tubuh bagian atas.
Otak yang berpikir demikian akhirnya memerintahkan agar cairan lebih sedikit diproduksi.
Cara Mencegah Tubuh Menjadi Lemah
Nah, mungkin Adjarian bertanya-tanya tentang bagaimana cara untuk mencegah tubuh astronaut supaya tidak menjadi lemah ketika berada di luar angkasa?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengatasi kondisi tersebut, Adjarian.
Salah satu caranya ialah, astronaut harus olagraga secara teratur saat berada di luar angkasa.
Olahraga dapat membantu melatih tulang dan juga otot selama berada di lingkungan yang gaya gravitasinya lemah karena jauh dari bumi.
Baca Juga: Benarkah Jejak Astronaut di Bulan Tidak akan Pernah Hilang?
O iya, sekembalinya astronaut ke bumi, mereka harus beristirahat terlebih dahulu.
Tujuannya ialah untuk mengembalikan cairan di dalam tubuh. Jika tidak dilakukan kondisi astronaut bisa sangat lemah, bahkan bisa mengalami pingsan.
Nah, itulah alasan tubuh astronaut menjadi lemah sewaktu berada di luar angkasa.
Apakah Adjarian ada yang bercita-cita menjadi seorang astronaut?
#AkuBacaAkuTahu
Tonton video ini, yuk!