Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

By Nabil Adlani, Selasa, 2 November 2021 | 15:40 WIB
Candi Borobudur merupakan salah satu candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno. (unsplash/Steffen B.)

adjar.id – Adjarian, sudah mengetahui mengenai sejarah kerajaan Mataram Kuno yang pernah berdiri di Indonesia?

Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada abad ke 8 M, di Jawa bagian Tengah yang di mana letak pasti kerjaan belum diketahui dengan jelas.

Akan tetapi, ada yang beranggapan bahwa lokasi kerajaan tersebut berapa di antara pegunungan dan sungai.

Tepatnya di sebelah utara kerajaan terdapat gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro, sementara di sebelah barat terdapat pegunungan Serayu.

Baca Juga: Jawab Soal Sejarah Kelas 10 SMA, Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

Lalu, di sebelah timur terdapat gunung Lawu dan di selatan berdekatan dengan laut selatan dan pegunungan Seribu.

Kali ini kita akan membahas mengenai perkembangan pemerintahan kerajaan Mataram Kuno yang juga menjadi materi sejarah kelas 10 SMA.

Nah, untuk mengetahui perkembangan kerajaan Mataram Kuno sendiri bisa kita dapatkan dari beberapa prasasti seperti prasasti kalasan, canggal, kedu, atau balitung.

Yuk, kita simak penjelasan lengkap mengenai sejarah kerajaan Mataram Kuno berikut ini!

“Ada berbagai prasasti yang menjadi sumber mengenai kerjaan Mataram Kuno, salah satunya yaitu prasasti canggal.”

 

Perkembangan Pemerintahan

Menurut prasasti canggal yang berangka tahun 732 M, diterangkan bahwa Raja Sanna telah digantikan oleh Sanjaya, yang di mana Raja Sanjaya merupakan putra Sanaha.

Nah, dalam prasasti sojomerto yang ada di desa Sojomerto, di kabupaten Batang disebut nama Dapunta Syailendra yang beragama Syiwa.

Dapunta Syailendra ini diperkirakan berasal dari Sriwijaya dan menurunkan Dinasti Syailendra yang berkuasa di Jawa bagian tengah.

Dapunta Syailendra ini jugalah yang diperkirakan menurunkan Sanna sebagai raja di Jawa.

Baca Juga: Raja-Raja yang Memerintah Kerajaan Singasari

Raja Sanjaya sendiri memerintah kerajaan Mataram Kuno pada tahun 717 sampai 780 M yang di mana ia melanjutkan kekuasaan Sanna.

Pada 732 M, Raja Sanjaya mendirikan bangunan suci berupa lingga yang berada di atas gunung Wukir sebagai tempat pemujaan.

Bangunan suci ini sekaligus menjadi lambang keberhasilan dari Raja Sanjaya dalam menaklukan raja-raja lainnya.

“Raja Sanjaya mendirikan bangunan suci yang menjadi lambang keberhasilannya setelah menaklukan raja-raja lain.”

 

Pada pemerintahan Raja Sanjaya, kerajaan menjadi tenteram dan aman, serta rakyat bisa hidup dengan makmur.

Mata pencaharian bagi rakyat kerajaan Mataram Kuno saat itu yaitu pertanian di mana hasil utamanya adalah padi.

Setelah Raja Sanjaya wafat, kekuasaan pemerintahan kerajaan digantikan oleh putranya yang bernama Rakai Panangkaran.

Nah, dalam prasasti kalasan yang berangka tahun 778 M, Panangkaran telah memberikan hadiah tanah, membangun sebuah candi untuk Dewi Tara dan membangun biara untuk pendeta Buddha.

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya dan Masa Kejayaannya

Raja Panangkaran ini kemudian memindahan pusat kekuasaannya ke arah timur serta ia disebut sebagai permata dari Dinasti Syailendra.

Perkembangan agama Budhha Mahayana berkembang pesat saat pemerintahan Raja Panangkaran dan juga Raja Panangkaran mendirikan beberapa bangunan suci, seperti Candi Kalasan.

Perpecahan Kerajaan Mataram Kuno

Setelah berakhirnya kekuasaan Raja Panangkaran, terjadi konflik keluarga Syailendra.

Hal ini tidak lepas karena adanya perbedaan agama yang dipeluk di dalam keluarga Syailendra, ada yang memeluk agama Buddha dan Hindu.

“Pada masa pemerintahan Raja Panangkaran, agama Buddha Mahaya berkembang pesat.”

 

Hingga akhirnya terjadi dua kekuasaan pemerintahan kerajaan Mataram Kuno, satu pemerintahan dipimpin oleh tokoh penganut Hindu di Jawa bagian Utara.

Serta satu lagi dipimpin oleh tokoh penganut agama Buddha yang berkuasa di Jawa bagian selatan.

Nah, keluarga Syailendra yang beragama Hindu kemudian meninggalkan beberapa bangunan candi di Jawa bagian Utara, seperti candi Dieng.

Sementara yang beragama Buddha meninggalkan candi-candi seperti Mendut, Ngawen, dan Borobudur.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Majapahit, Kerajaan Terbesar di Indonesia Mulai dari Masa Kejayaan sampai Kehancuran

O iya, candi Borobudur sendiri diperkirakan dibangun oleh Samaratungga pada 824 M dan dilanjutkan pada zaman Pramudwardani dan Pikatan.

Kemudian, pada 832 M, keluar Syailendra kembali bersatu dengan adanya perkawinan antara Rakai Pikatan dari keluarga Hindu dengan Pramudwardani yang merupakan putri Samaratungga.

Setelah itu, Dinasti Syailendra kembali bersama di bawah pimpinan Raja Rakai Pikatan.

Nah, itulah tadi Adjarian, sejarah kerajaan Mataram Kuno yang di mana menjadi awal asal mula berdirinya candi Borobudur yang menjadi keajaiban dunia saat ini, ya. 

Sekarang, yuk, coba jawab pertanyaan berikut ini!

 

Pertanyaan

Apa penyebab terjadinya perpecahan pada Dinasti Syailendra?

Petunjuk: Cek halaman 3 dan 4.