adjar.id - Biasanya kita menguap saat mengantuk atau merasa bosan.
Namun, Adjarian pasti pernah menguap setelah bangun tidur, kan?
Menguap biasanya dipicu oleh rasa kantuk atau kelelahan.
Beberapa orang menguap pendek atau sangat sebentar, dan beberapa lainnya berlangsung selama beberapa detik sebelum mengembuskan napas dengan mulut terbuka.
Baca Juga: 4 Cara Untuk Meningkatkan Metabolisme Tubuh Kita, Menjaga Massa Otot
Menguap biasanya disertai dengan mata berair, peregangan, atau suara napas yang terdengar.
Sebenarnya para peneliti tidak yakin mengapa menguap terjadi, tetapi pemicu umumnya termasuk kelelahan dan kebosanan, Adjarian.
Nah, itu tandanya menguap bukan hanya sebagai pertanda mengantuk. Oleh karena itu, kita simak tujuh fakta tentang menguap ini, yuk!
1. Menguap merupakan tanda tubuh membutuhkan oksigen
Ketika jumlah karbon dioksida dalam darah meningkat, maka kita membutuhkan oksigen untuk mengurangi karbon dioksida yang berlebih.
Nah, salah satu caranya adalah dengan menguap.
Menguap merupakan reaksi refleks untuk memberikan pasokan udara ke dalam tubuh dan peregangan dari gendang telinga hingga saluran pernapasan.
Baca Juga: 10 Fakta Unik Tentang Otak Manusia yang Tidak Banyak Orang Tahu
2. Menguap dapat menjaga suhu otak
Tidak selamanya menguap menandakan kita mengantuk dan bosan.
Menguap bisa menjadi tanda bahwa otak kita sedang berusaha memaksimalkan konsentrasi.
Nah, otak kita sama seperti mesin.
Jika dipakai terus menerus, dengan kapasitas yang besar, memerlukan pendingin supaya tidak panas, begitu pun dengan otak.
3. Menguap bisa menular karena adanya kedekatan sosial
Orang yang memiliki kedekatan dan ikatan emosional akan mudah terpengaruh apabila orang tersebut menguap.
Namun, berbeda halnya jika menguap di samping orang yang tidak memiliki kedekatan sosial atau tidak akrab, maka akan sulit terpengaruh.
O iya, hal ini juga bisa terjadi pada hewan, lo!
Baca Juga: 7 Fakta Tentang Braille yang Belum Kamu Ketahui, Ada Musik Braille!
4. Menguap sulit menular pada penyandang skizofernia dan down syndrome
Kadang saat orang di sebelah kita menguap, kita juga menjadi ingin menguap.
Namun, hal tersebut sulit untuk penyandang skizofernia dan down syndrome, Adjarian.
Sebab, kedua penyakit tersebut mengangggu kemampuan penyandangnya untuk merasakan keadaan mental dan emosional orang lain.
Maka dari itu kedua penyandang penyakit tersebut sulit untuk tertular menguap.
5. Bayi di dalam perut juga bisa menguap
Tak hanya bayi yang sudah lahir, bayi yang belum lahir pun juga bisa menguap, lo!
Hal ini ditemukan oleh dokter yang melakukan pemriksaan USG 4 dimensi pada tahun 2012.
6. Menguap bisa menjadi tanda penyakit
Jika kita terlalu sering menguap, hal tersebut bisa saja menjadi pertanda sebuah penyakit, lo!
Baca Juga: Ini Dia Manfaat Buah Nanas yang Baik untuk Kesehatan Tubuh Kita
Terlalu sering menguap dapat menjadi gejala penyakit tertentu, seperti penyakit saraf, darah rendah, dan kelelahan.
7. Rata-rata manusia menguap selama enam detik
Yap, rata-rata manusia menguap selama enam detik.
Apakah Adjarian pernah menghitung durasi ketika menguap?