adjar.id - Belakangan ini mungkin Adjarian sering mendengar istilah saturasi oksigen.
Terutama saat terjadi peningkatan kasus COVID-19 secara drastis di Indonesia.
Banyak pasien COVID-19 yang membutuhkan oksigen karena memiliki saturasi oksigen yang rendah.
Nah, sebenarnya apa yang dimaksud dengan saturasi oksigen, ya?
Baca Juga: Cara Mengatasi Anosmia secara Alami dengan Perawatan Sederhana di Rumah
Berapa tingkat saturasi oksigen yang dapat dikatakan normal?
Bagaimana cara mengukur saturasi oksigen?
Kita cari tahu bersama lebih lanjut tentang saturasi oksigen, yuk!
Apa Itu Saturasi Oksigen?
Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), saturasi oksigen merupakan istilah kedokteran yang berarti ukuran derajat pengikatan oksigen dalam hemoglobin yang dinyatakan dalam persentase pembagian kandungan oksigen sebenarnya dengan kapasitas oksigen maksimum dan dikalikan 100.
Secara sederhana, saturasi oksigen adalah nilai yang dapat menunjukkan kadar oksigen di dalam darah.
Oksigen memiliki peranan yang sangat penting bagi tubuh kita, Adjarian.
Kadar oksigen di dalam darah bahkan memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja fungsi organ serta jaringan tubuh.
Baca Juga: Tanda Tubuh Sudah Sembuh dari COVID-19, Sudah Tahu?
Cara Mengukur Saturasi Oksigen
Untuk mengukur saturasi oksigen bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan melakukan analisis gas darah (AGD) atau bisa juga dengan menggunakan alat yang disebut oksimeter.
Apa yang dimaksud dengan analisis gas darah?
Analisis gas darah merupakan sebuah metode pengukuran saturasi oksigen melalui sampel darah dari pembuluh darah arteri.
Pengukuran saturasi oksigen ini dapat dilakukan di rumah sakit oleh tenaga medis.
Nah, kalau oksimeter merupakan alat untuk mengukur saturasi oksigen.
O iya, pengukuran saturasi oksigen dengan oksimeter bisa dilakukan di mana saja dan oleh siapa saja.
Oksimeter berbentuk seperti klip dan untuk menggunakannya, oksimeter perlu dijepitkan di jari tangan.
Sinar inframerah akan memantulan cahaya yang dikirimkan ke pembuluh darah kapiler.
Nah, jumlah cahaya yang dipantulkan tersebut akan diukur oleh oksimeter dan dari situlah tingkat saturasi oksigen seseorang dapat diketahui.
Baca Juga: Positif COVID-19, Berapa Lama Kita Harus Melakukan Isolasi?
Tingkat Saturasi Oksigen yang Normal
Pada orang yang memiliki kondisi paru-paru sehat, tingkat saturasi oksigen yang dapat disebut normal adalah 80-100 mmHG jika diukur dengan analisis gas darah (PaO2).
Jika kadarnya di bawah 80 mmHg maka saturasi oksigen orang tersebut termasuk rendah.
Sementara itu, jika diukur menggunakan oximeter (SpO2), kadarnya adalah 95-100 persen.
Jika angkanya di bawah 94 persen, maka saturasi oksigennya dapat disebut rendah.
Nah, itulah yang dimaksud dengan saturasi oksigen, cara pengukuran, dan kadarnya yang dapat disebut normal, Adjarian.