Mengenal Bentuk Akulturasi Kebudayaan Indonesia dengan Hindu-Buddha

By Nabil Adlani, Senin, 28 Juni 2021 | 17:40 WIB
Candi merupakan salah satu seni bangunan hasil akulturasi budaya Indonesia dan Hindu-Buddha (pxhere)

adjar.id – Adjarian masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia pada zaman dahulu menyebabkan akulturasi kebudayaan dengan masyarakat Indonesia.

Akulturasi kebudayaan adalah proses percampuran unsur-unsur kebudayaan dari satu kebudayaan dengan kebudayaan lain yang membentuk kebudayaan baru.

Kebudayaan baru tersebut tidak menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya.

Baca Juga: Jenis-Jenis Substansi Kebudayaan di dalam Kehidupan Masyarakat

Maka dari itu, agar dapat berakulturasi setiap kebudayaan harus seimbang.

Begitu juga dengan kebudayaan Hindu-Buddha yang berasal dari India dengan kebudayaan asli Indonesia.

Akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan asli Indonesia dapat kita lihat dari seni bangunan.

Yuk, kita simak seni bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia dengan Hindu-Buddha di bawah ini!

 

“Akulturasi kebudayaan merupakan percampuran dua kebudayaan yang berbeda tanpa meninggalkan bentuk asli kebudayaan asal.”

 

Bentuk-Bentuk Akulturasi Kebudayaan

1. Seni Bangunan

Adjarian pernah melihat candi, seperti Candi Borobudur yang masuk ke dalam 7 keajiban dunia?

Nah, bentuk bangunan candi di Indonesia adalah bentuk akulturasi kebudayaan antara unsur-unsur Hindu-Buddha dengan unsur budaya Indonesia asli.

Bangunan candi yang megah, juga ada patung-patung perwujudan para dewa, serta bagian candi dan stupa merupakan unsur dari India.

Sedangkan bentuk candi yang berbentuk punden berundak merupakan unsur asli Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Majapahit, Kerajaan Terbesar di Indonesia Mulai dari Masa Kejayaan sampai Kehancuran

2. Seni Ukir dan Seni Rupa

Relief pada candi merupakan salah satu bentuk seni ukir. (pxhere)

Pangaruh kebudayaan India juga membawa perkembangan dalam bidang seni ukir yang di mana kita bisa melihatnya dari relief-relief pada candi.

Misalnya pada relief yang ada pada dinding pagar langkan di Candi Borobudur, merupakan pahatan riwayat Sang Buddha.

Penggambaran mengenai sekitar Sang Buddha yang terdapat alam Indonesia seperti burung merpati dan rumah panggung, merupakan akulturasi kebudayaan keduanya. 

 

“Candi merupakan bangunan hasil akulturasi kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan Hindu-Buddha.”

 

3. Seni Sastra dan Aksara

Seni sastra Indonesia juga tidak ketinggalan dari pengaruh India.

Pada waktu itu, seni sastra ada yang berbentuk prosa dan tembang atau puisi.

O iya, berdasarkan isinya, seni sastra terbagi menjadi tiga, yaitu tutur (pitutur kitab keagamaan), kitab hukum, dan wiracarita (kepahlawanan).

Contoh wiracarita yang terkenal di Indonesia yaitu kitab Ramayana dan Mahabarata, yang kemudian memunculkan wiracarita hasil gubahan dari pujangga Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Buleleng dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan Buleleng

Gubahan tersebut berupa kitab Baratayuda karangan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.

Seni sastra yang semakin berkembang membuat lahirnya seni pertunjukan wayang kulit di Indonesia yang bersumber dari kitab Mahabarata dan Ramayana.

Selain itu, muncul tokoh-tokoh pewayangan khas Indonesia, misalnya tokoh punakawan seperti Gareng, Semar, dan Petruk, yang tidak ada di India.

Perkembangan seni sastra sangat cepat di dudukung oleh penggunaan huruf pallawa, di mana ditemukan karya sastra Jawa Kuno.

 

“Kitab Ramayana dan Mahabarata menjadi awalan lahirnya pertunjukkan wayang kulit di Indonesia.”

 

4. Sistem Kepercayaan

Pada masa praaksara, orang-orang di kepulauan Indonesia sudah mengenal simbol-simbol filosofis.

Seperti saat ada orang meninggal, di dalam kuburnya disertakan benda-benda.

Selain itu, masyarakat tersebut juga sudah percaya tentang adanya kehidupan sesudah kematian, yaitu sebagai roh halus.

Oleh karena itu Adjarian, roh nenek moyang dipuja oleh yang masih hidup, di mana kita mengenalnya dengan kepercayaan animisme.

Baca Juga: Mengenal Hikayat: Pengertian, Contoh, dan Karakteristik Hikayat

Setelah masuknya India kepercayaan tersebut tidak punah, hal ini dapat kita lihat dari fungsi candi.

Fungsi candi di India adalah untuk pemujaan, sedangkan diIndonesia, selain untuk pemujaan, candi juga dijadikan sebagai makam raja.

Hal ini terlihat dari peripih tempat penyimpanan abu jenazah raja, didirikan patung raja dalam bentuk mirip dewa yang dipujanya.

Ini merupakan perpaduan fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia.

“Fungsi candi di India sebagai tempat pemujaan sama seperti yang ada di Indonesia.”

 

5. Sistem Pemerintahan

Datangnya pengaruh dari India di Indonesia, sistem pemerintahan menjadi berubah dan lebih sederhana.

Pemerintahan yang dimaksud adalah semacam pemerintah di suatu desa atau daerah tertentu.

Dahulu rakyat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suka, di mana yang dipilih adalah orang yang senior dan dapat membimbing.

Baca Juga: Mengenal Kain Tenun Nusantara serta Jenis Tenun Ikat dan Tenun Songket

Selain itu seorang pimpinan pemerintah juga memiliki kelebihan, seperti dalam bidang ekonomi, berwibawa dan memiliki semacam kesaktian.

Tetapi dengan masuknya pengaruh India, maka pemimpin tadi diubah menjadi raja dan wilayahnya disebut dengan kerajaan.

Nah Adjarian itu tadi bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Hindu-Buddha.

Sekarang, yuk coba jawab pertanyaan di bawah ini!

 

Pertanyaan

Contoh seni ukir yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu-Budda adalah?

Petunjuk: Cek halaman 2.