adjar.id - 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Apakah Adjarian sudah tahu sejarah di balik Hari Sumpah Pemuda?
Sumpah Pemuda merupakan menjadi tonggak atau salah satu titik balik perjalanan bangsa Indonesia menuju Kemerdekaan.
Mengapa? Sebab, sebelumnya Indonesia masih terpecah belah dan belum bersatu.
Baca Juga: Asal Muasal Sejarah Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan Persebarannya
Para pemuda Nusantara belum mengerti dan kurang memahami siapa yang menjadi musuh mereka.
Nah, Sumpah Pemuda pun menjadi pemersatu bangsa sehingga para pemuda memiliki cita-cita dan visi misi yang sama dalam memperjuangkan bangsa Indonesia.
O iya, Sumpah Pemuda lahir dari pembahasan selama Kongres Indonesia Muda kedua atau dikenal dengan Kongres Pemuda II.
Lalu, seperti apa sejarah Sumpah Pemuda?
“Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober.”
Organisasi Para Pemuda
Sebelum lahir Sumpah Pemuda, di Tanah Air sudah bermunculan organisasi pemuda seperti Perhimpunan Indonesia pada 1908.
Kemudian disusul dengan Tri Koro Darmo yang muncul pada 1915.
Nah, sebelum 28 Oktober 1928, para pemuda masih terpecah dalam beberapa organisasi kedaerahan seperti Jong Java, Jong Sumatra, dan lain-lain.
Pada 1921, dalam rangka memperingati lima tahun Jong Sumatranen, Mohamad Yamin menerbitkan sebuah buku sajak yang berjudul Tanahair.
Baca Juga: Arti Bhinneka Tunggal Ika, Sejarah dan Maknanya
Namun, pada masa itu yang dimaksud dengan Tanah Air oleh Mohamad Yamin adalah Andalas, Sumatera Barat.
Kemudian, mereka mulai menyadari bahwa musuh yang mereka hadapi adalah penjajah Belanda.
Kesadaran itulah yang mengiring mereka untuk menggalang persatuan dalam sebuah kesadaran baru.
Pada 1926, dilaksanakanlah Kongres Indonesia Muda yang pertama atau Kongres Pemuda I.
Bahkan di masa itu, para pemuda masih belum cukup untuk melahirkan Sumpah Pemuda.
“Sebelum 28 Oktober 1928, para pemuda masih terpecah dalam beberapa organisasi daerah seperti Jong Java, Jong Sumtra, dan lainnya.”
Lahirnya Hari Sumpah Pemuda
Sumpah pemuda lahir dua tahun setelah Kongres Pemuda I, Adjarian.
Pada 1928, Mohamad Yamin menerbitkan buku yang berisikan kumpulan sajak dengan judul Indonesia, Tumpah Darahku.
Dalam buku ini, terlihat para pemuda menunjukan kesadaran mereka akan bangsa Indonesia.
Pada Kongres Indonesia Muda kedua atau Kongres Pemuda II yang digelar pada 1928, bahasa Melayu menjadi bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari di seluruh Nusantara.
Baca Juga: Sejarah, Tujuan, Tugas, dan Fungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Namun sayangnya, saat itu kedudukan bahasa Melayu masih belum terlalu kuat.
Pada masa itu, sebagian ahli bahasa Belanda menganjurkan agar bahasa Belanda menjadi bahasa resmi yang dipakai di seluruh Indonesia.
Dengan adanya perbedaan pemahaman dalam penggunaan bahasa Belanda, pemerintah Belanda akhirnya tidak menjadikan bahasa Belanda sebagai bahasa resmi yang harus dipakai Indonesia.
“Kebijakan Belanda membuat bahasa Melayu memiliki kesempatan menjadi Bahasa Indonesia."
Moh Yamin dan Soegondo Djojopoepito
Penyelenggaraan Kongres Pemuda II menjadi momentum yang dikenang hingga saat ini.
Tokoh penting di balik peristiwa bersejarah itu adalah Mohamad Yamin atau dikenal dengan Moh Yamin.
Saat kongres berlangsung, Moh Yamin menuliskan gagasan “Sumpah Pemuda” dalam sebuah kertas.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Buleleng dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan Buleleng
Kertas itu kemudian diserahkan kepada Soegondo Djojopoespito yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Kongres.
Dalam kertasnya berisikan tulisan:
“Ik he been eleganter formulering voor de resolutie (Saya punya rumusan resolusi yang elegan),” ujar Moh Yamin kepada Soegondo Djojopoepito.
“Gagasan Sumpah Pemuda dituliskan oleh Moh Yamin."
Hasil Kongres dan Sumpah Pemuda
Menjelang pukul sepuluh malam pada hari Minggu, 28 Oktober 1928 seluruh kongres berkumpul untuk merumuskan hasil kongres.
Dalam rapat itu, Moh Yamin meminta rumusan resolusi dan meminta waktu untuk membaca dan menerangkan resolusinya.
Akhirnya, keputusan Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 28 Oktober 1928 dibacakan oleh Ketua Soegondo Djojopoespito untuk dimintakan persetujuan dari hadirin sebagai putusan kongres.
Baca Juga: Sejarah Masa Kejayaan hingga Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai
Berikut adalah isi teks Sumpah Pemuda berdasarkan keputusan Kongres Pemuda II:
Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesi mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Teks Sumpah Pemuda dibacakan oleh Soegondo Djojopoespito dan ditutup dengan lagu Indonesia Raya oleh alunan biola W.R Soepratman.
Nah, itulah sejarah di balik lahirnya Hari Sumpah Pemuda dan tokoh-tokoh yang berperan penting di dalamnya, Adjarian.
Sekarang, yuk, coba jawab pertanyaan di bawah ini!
Pertanyaan |
Kapan Sumpah Pemuda diperingati setiap tahunnya? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |