Sejarah Kerajaan Buleleng dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan Buleleng

By Aisha Amira, Minggu, 30 Mei 2021 | 12:30 WIB
Sejarah Kerajaan Buleleng dimulai sejak abad ke-17. (Pixabay)

adjar.id - Tahukah Adjarian tentang sejarah Kerajaan Buleleng?

Mungkin masih ada yang kurang familier dengan nama Kerajaan Buleleng yang ada di Bali Utara, Singaraja.

Sejarah Kerajaan Buleleng dimulai pada abad pertengah ke-17 Masehi. 

Kerajaan dengan latar belakang agama Hindu ini didirikan oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan. 

Nah, Kerajaan Buleleng mulai terdengar namanya setelah Kerajaan Majapahit mulai runtuh.

Baca Juga: Hari Lahir Pancasila Diperingati Setiap Kapan?

Kerajaan Majapahit mulai runtuh dikarenakan munculnya Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. 

Dengan runtuhnya Majapahit, di Pulau Dewata mulai muncul kerajaan-kerajaan baru lainnya, yaitu kerajaan Buleleng, Gelgel, Klungkung, dan lainnya. 

Pendiri kerajaan Buleleng merupakan seorang pangeran dengan nama I Gusti Anglurah Panji Sakti atau dikenal dengan nama pangeran kecil, I Gusti Ngurah Jelantik. 

 

"I Gusti Anglurah Panji Sakti merupakan seorang penguasa dari Kerajaan Gelgel yang sudah mulai aktif memimpin takhtanya sejak tahun 1580 Masehi."

 

Sejarah Kerajaan Buleleng 

Di bawah pimpinan I Gusti Anglurah Panji Sakti, Kerajaan Buleleng berkembang sangat baik dan langsung memperoleh kejayaan di masa-masa awalnya. 

Dengan lokasi strategis di dekat pantai, Kerajaan Buleleng memiliki bandar dagang yang ramai. 

Bahkan, kesuksesannya membawa Kerajaan Buleleng berperan sebagai pemasok hasil bumi dari para saudagar Bali ke daerah-daerah lainnya. 

Tidak hanya itu, di bawah pemerintahan I Gusti Anglurah Panji Sakti, Kerajaan Buleleng mulai melebarkan sayapnya setelah menaklukkan daerah Banyuwangi dan Pasuruan di Jawa Timur. 

Baca Juga: Latar Belakang, Isi, dan Dampak Perjanjian Renville bagi Indonesia

Sayangnya, kekuatan Kerajaan Buleleng mulai melemah setelah wafatnya I Gusti Anglurah Panji Sakti pada tahun 1704 silam. 

Pada tahun 1732, Kerajaan Buleleng kembali diserang oleh Kerajaan Mengwi. 

Dua dekade takluk pada Kerajaan Mengwi, Kerajaan Buleleng sukses merebut masa kejayaanya kembali. 

Namun, tak lama, Kerajaan Buleleng kembali diserang oleh Pemimpin Wangsa Karangsem, I Gusti Pahang Canang. 

 

"Selama masa pemerintahan I Gusti Pahang Canang, semua anggota keluarga Kerajaan Buleleng diberikan posisi penting termasuk putra kerajaan, yaitu adalah I Gusti Ketut Jelantik ditunjuk sebagai patih atau panglima perang."

 

Runtuhnya Kerajaan Buleleng 

Pada tahun 1846, 1848, dan 1849 Masehi, wilayah Buleleng mendapat serangan dari pihak Belanda. 

I Gusti Ketut Jelantik gugur dalam perang habis-habisan melawan penjajah. 

Sejak itu, wilayah Bali bagian utara mulai dari Buleleng hingga Karangasem dikuasai oleh Belanda. 

Peninggalan Kerajaan Buleleng

Berdasarkan studi sejarah di daerah Singaraja, Kerajaan Buleleng banyak meninggalkan peninggalan-peninggalan sejarah, yaitu: 

Baca Juga: Latar Belakang Terjadinya Perjanjian Linggarjati, Isi dan Dampaknya

- Perempatan Agung atau Catus Patha 

Perempatan ini ada di Jalan Mayor Metra, Veteran dan Gajahmada Kota Singaraja. 

Dalam perempatan ini terdapat pura, pusat pemerintahan, pasar, dan lapangan. 

- Masjid Kuno atau Keramat

Ketika suku Bugis menyisiri Sungai Buleleng, suku Bugis menemukan bangunan masjid yang diduga sebagai peninggalan peninggalan Kerajaan Buleleng saat pengaruh Islam memasuki Bali. 

 

"Penjajah Belanda menyebarkan informasi bahwa beberapa kerajaan di Bali sudah ditaklukkan. Kabar ini dimanfaatkan Belanda untuk membuat Kerajaan Buleleng kehilangan fokus dalam menjaga benteng kerajaannya."

 

- Kantor Bupati Buleleng

Selain perempatan agung dan masjid kuno, kantor bupati buleleng merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Buleleng. 

Saat itu, kantor bupati Buleleng dibangun oleh Belanda yang berfungsi sebagai asisten residen Belanda. Saat ini, kantor bupati Buleleng dijadikan gedung Veteran dan gedung perguruan tinggi. 

Baca Juga: Sistem Informasi Geografis: Pengertian, Komponen, dan Manfaat

- Masjid Agung Jami

Masjid Agung Jami merupakan salah satu simbol toleransi beragama di Kerajaan Buleleng. 

Pada tahun 1970, namanya diubah sebagai bentuk penghargaan terhadap Raja Buleleng. 

 

"Setelah wafatnya I Gusti Jelantik, Kerajaan Buleleng jatuh ke tangan penjajah dan menjadi wilayah kekusaan Hindia Belanda di Nusantara." 

 

Itulah sejarah Kerajaan Buleleng dan alasan runtuhnya Kerajaan Buleleng.

Sekarang, coba jawab pertanyaan di bawah ini, ya!

 

Pertanyaan:

Siapakah nama raja pertama Kerajaan Buleleng? 

Petunjuk: Cek halaman 1.