Runtuhnya Kerajaan Buleleng
Pada tahun 1846, 1848, dan 1849 Masehi, wilayah Buleleng mendapat serangan dari pihak Belanda.
I Gusti Ketut Jelantik gugur dalam perang habis-habisan melawan penjajah.
Sejak itu, wilayah Bali bagian utara mulai dari Buleleng hingga Karangasem dikuasai oleh Belanda.
Peninggalan Kerajaan Buleleng
Berdasarkan studi sejarah di daerah Singaraja, Kerajaan Buleleng banyak meninggalkan peninggalan-peninggalan sejarah, yaitu:
Baca Juga: Latar Belakang Terjadinya Perjanjian Linggarjati, Isi dan Dampaknya
- Perempatan Agung atau Catus Patha
Perempatan ini ada di Jalan Mayor Metra, Veteran dan Gajahmada Kota Singaraja.
Dalam perempatan ini terdapat pura, pusat pemerintahan, pasar, dan lapangan.
- Masjid Kuno atau Keramat
Ketika suku Bugis menyisiri Sungai Buleleng, suku Bugis menemukan bangunan masjid yang diduga sebagai peninggalan peninggalan Kerajaan Buleleng saat pengaruh Islam memasuki Bali.
"Penjajah Belanda menyebarkan informasi bahwa beberapa kerajaan di Bali sudah ditaklukkan. Kabar ini dimanfaatkan Belanda untuk membuat Kerajaan Buleleng kehilangan fokus dalam menjaga benteng kerajaannya."