Latar Belakang, Isi, dan Dampak Perjanjian Renville bagi Indonesia

By Nabil Adlani, Sabtu, 29 Mei 2021 | 07:00 WIB
Perjanjian Renville terjadi di kapal Amerika Serikat yang menepi di Tanjung Priok, Jakarta. (pixabay)

Sebelum adanya Perjanjian Renville, Indonesia dan Belanda pernah bertemu dalam perjanjian Linggarjati, di mana terjadi kesepakatan tentang wilayah Republik Indonesia Serikat (RIS).

Ternyata adanya Perjanjian Linggarjati tidak menyelesaikan masalah Indonesia dan Belanda.

Indonesia dan Belanda sama-sama menuduh mengingkari isi perjanjian tersebut.

Kemudian, Indonesia meminta pertolongan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menengahi.

Indonesia menunjuk Australia, sedangkan Belanda menunjuk Belgia, dan Amerika Serikat ditunjuk atas keinginan Belanda dan Indonesia sebagai wakil di Komisi Tiga Negara (KTN).

Baca Juga: Faktor yang Melatarbelakangi Penjajahan Bangsa Barat di Indonesia

Hingga akhirnya, Amerika Serikat mempertemukan Belanda dan Indonesia di kapal Renville.

Indonesia diwakili oleh Perdana Meterinya saat itu, yaitu Amir Sjarifuddin dan Belanda diwakili oleh Gubernur Jenderal Van Mook.

Isi Perjanjian

Akhir dari Perjanjian Renville adalah kedua belah negara menyepakati adanya gencatan senjata dan wilayah kekuasan Belanda bertambah.

 

“Perjanjian Linggarjati terjadi sebelum perjanjian Renville, tapi tetap tidak membuat sengketa antar kedua negara selesai.”