adjar.id - Salah satu bentuk karya sastra Jawa selain tembang adalah parikan.
Parikan begitu populer karena mudah dibuat dan diucapkan oleh siapapun tanpa pandang umur, tempat, atau pendidikan.
Parikan, yaiku unen-unen dumadi saka rong gatra utawa patang gatra.
Nah, jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, parikan adalah bunyi-bunyi yang terdiri dari dua larik ataupun empat larik.
Parikan juga diartikan sebagai pantun yang menggunakan bahasa Jawa yang biasanya digunakan oleh masyarakat dalam situasi serius ataupun saat bercanda.
Ada juga yang menyebutkan bahwa parikan adalah salah satu jenis puisi tradisional masyarakat Jawa.
Tahukah Adjarian? Parikan terbagi dari dua dasar yang disebut sampiran dan isi.
Sampiran adalah bagian pertama yang merupakan wadah dan isi adalah bagian kedua yang menjadi pelengkap.
Kedua bagian ini disebut sebagai loro-loroning atunggal atau dwitunggal.
Hal ini diartikan bahwa kehadirannya baru sah jika dua-duanya ada dan saling melengkapi.
Ditinjau dari bentuknya, sampiran berisi bunyi yang merupakan tantangan dan isi berisi bunyi yang berupa tantangan atau jawaban tersebut.
Baca Juga: Parikan atau Pantun Jawa: Jenis dan Contoh
O iya, parikan terbagi menjadi dua jenis, yaitu parikan pantun tunggal dan parikan pantun ganda.
Parikan tunggal terdiri dari dua baris saja. Pada bait pertama parikan tunggal berupa sampiran dan bait kedua ialah isi.
Sementara parikan ganda terdiri dari empat baris, yaitu dua gatra pertama berupa sampiran dan dua gara kedua disebut isi.
Untuk mengetahui ciri-ciri parikan atau pantun dalam bahasa Jawa, yuk, simak penjelasan di bawah ini!
- Terdiri dari dua baris, yaitu parikan pantun tunggal atau empat baris atau parikan ganda.
- Masing-masing baris disebut gatra.
- Setiap gatra terdiri dari dua potongan yang disebut dengan pedhotan.
- Parikan empat gatra atau parikan ganda, dua gatra pertama adalah sampiran dan dua gatra kedua merupakan isi.
- Setiap pedhotan terdiri dari empat suku kata yang disebut wanda.
- Sajak parikan berupa sajak silang, yaitu a-b untuk parikan tunggal dan a-b-a-b untuk parikan ganda.
Baca Juga: 4 Contoh Pantun Bahasa Jawa atau Parikan tentang Ibu
Berikut adalah contoh parikan tunggal dalam bahasa Jawa, yaitu.
Mlaku dhisik ninggal sing keri,
Digawe becik ora niteni
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti, diberi kebaikan tetapi tidak diingat.
Itulah informasi tentang pengertian parikan atau pantun bahasa Jawa serta ciri-cirinya.
Coba Jawab! |
Apa saja jenis-jenis parikan? |
Petunjuk: Cek di halaman 2. |
Tonton video ini, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR