Jika diartikan dalam bahasa Jawa, kata pucung berasal dari kata pocong yang merupakan fase manusia mengalami kematian setelah jasad mengalami proses dimandikan.
Tembang macapat Pucung adalah jenis tembang macapat yang menceritakan tentang perjalanan hidup manusia paling akhir di dunia ini.
Kata pucung atau pocong ditafsirkan sebagai orang yang sudah meninggal dan berada di dalam kubur.
Tembang macapat Pucung diibaratkan tahapan terakhir dalam kehidupan manusia, yaitu berada di alam baka.
Meski demikian, prosa yang berbentuk tembang Pucung justru rata-rata bersifat jenaka.
Bahkan ada kalanya tembang ini berisi tebak-tebakan untuk menghibur hati.
Pucung dipahami sebagai tembang macapat yang bermakna bahwa seseorang yang telah meninggal dunia.
Tembang Pucung juga menjelaskan ajaran untuk membangun kehidupan bahagia lahir batin.
Tembang macapat terikat oleh aturan atau paugeran berupa guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan.
Sama seperti tembang macapat lainnya, Pucung juga terikat dengan guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan.
Baca Juga: Tembang Macapat Pangkur: Makna, Aturan, dan Wataknya
Source | : | gramedia.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR