2. Peristiwa Rengasdengklok
Terdapat perbedaan pendapat yang signifikan antara golongan tua dan golongan muda mengenai waktu dan cara proklamasi kemerdekaan.
Golongan tua yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta, lebih memilih untuk berhati-hati dan menunggu kepastian dari Jepang mengenai status kemerdekaan Indonesia.
Mereka khawatir akan terjadi kekacauan jika proklamasi dilakukan tanpa persiapan yang matang.
Sebaliknya, golongan muda menganggap bahwa menunggu Jepang sama saja dengan membuang waktu, mengingat kekuatan Jepang sudah runtuh.
Untuk mempercepat proklamasi, para pemuda menculik Soekarno dan Hatta pada 16 Agustus 1945 dan membawa mereka ke Rengasdengklok, sebuah kota kecil di Karawang.
Di sana, para pemuda mencoba meyakinkan kedua pemimpin tersebut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang.
Setelah melalui diskusi panjang di Rengasdengklok, akhirnya Soekarno dan Hatta bersedia memproklamasikan kemerdekaan, asalkan setelah mereka kembali ke Jakarta dan berdiskusi dengan anggota PPKI lainnya.
3. Penyusunan Naskah Proklamasi
Pada malam tanggal 16 Agustus 1945, setelah kembali ke Jakarta, Soekarno dan Hatta bertemu dengan anggota PPKI dan tokoh-tokoh lain seperti Ahmad Soebardjo dan Sayuti Melik di rumah Laksamana Tadashi Maeda.
Baca Juga: Dampak Peristiwa Rengasdengklok bagi Bangsa Indonesia, Materi Sejarah Kelas XI Kurikulum Merdeka
Source | : | kemdikbud.go.id |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR