adjar.id - Apa saja faktor-faktor yang memicu terjadinya kebangkitan bangsa Timur (nasionalisme Asia)?
Secara etimologi, nasionalisme merupakan paham kebangsaan yang berdasarkan kejayaan masa lalu.
Nasionalisme juga diartikan sebagai paham kebangsaan yang menolak penjajahan untuk membentuk negara yang bersatu dan berdaulat.
Dalam pengertian yang lebih modern, nasionalisme merupakan kesamaan kewarganegaraan dari semua etnis dan budaya di dalam suatu bangsa.
Perspektif nasionalisme diperlukan sebuah bangsa untuk menampilkan identitasnya.
Kebangkitan nasional adalah cara mengisi kemerdekaan dengan pembangunan di segala bidang, termasuk pembangunan kesejahteraan sosial.
Nah, kebangkitan bangsa Timur mengacu pada periode di mana bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Timur Tengah mulai menunjukkan tanda-tanda perlawanan terhadap dominasi kolonial Barat dan memulai proses pembentukan identitas nasional yang mandiri.
Di Indonesia, kebangkitan ini dikenal sebagai bagian dari kebangkitan nasional yang mencapai puncaknya pada awal abad ke-20 dengan munculnya gerakan-gerakan politik dan sosial yang menuntut kemerdekaan dan keadilan.
Yuk, kita pelajari sama-sama apa saja faktor-faktor yang memicu terjadinya kebangkitan bangsa Timur!
"Kebangkitan bagi Indonesia dipahami sebagai bangkitnya kesadaran dan semangat akan persatuan untuk memperjuangkan kemerdekaan."
1. Pengaruh Kolonialisme
Baca Juga: 7 Kegiatan yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Kebangkitan Nasional
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, hampir seluruh wilayah Asia, Afrika, dan Timur Tengah berada di bawah kendali kekuatan kolonial Eropa, seperti Inggris, Belanda, Prancis, dan Portugal.
Kolonialisme ini membawa perubahan besar dalam struktur sosial, ekonomi, dan politik di wilayah-wilayah yang dijajah.
Bangsa-bangsa Timur yang sebelumnya memiliki sistem pemerintahan dan budaya sendiri dipaksa untuk mengikuti sistem dan aturan yang ditetapkan oleh penjajah.
Di Indonesia, kolonialisme Belanda berlangsung selama lebih dari tiga abad, di mana mereka menerapkan sistem ekonomi yang eksploitatif, seperti tanam paksa (cultuurstelsel), dan menguras sumber daya alam serta tenaga kerja lokal.
Penduduk pribumi dipaksa menanam tanaman ekspor seperti kopi, tebu, dan teh, sedangkan keuntungan dari hasil bumi ini sebagian besar mengalir ke Eropa.
Sistem ini menyebabkan penderitaan luar biasa di kalangan penduduk lokal, menurunkan taraf hidup mereka, dan menimbulkan rasa ketidakpuasan yang mendalam.
2. Munculnya Kelas Terpelajar
Pada akhir abad ke-19, perubahan penting terjadi dengan munculnya kelompok terpelajar di kalangan pribumi.
Ini sebagian besar disebabkan oleh kebijakan etis yang diperkenalkan oleh Belanda pada awal abad ke-20, yang bertujuan untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak pribumi.
Meskipun kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan elit lokal yang dapat membantu administrasi kolonial, hasilnya adalah lahirnya generasi baru yang sadar akan ketidakadilan kolonialisme dan mulai memperjuangkan perubahan.
Baca Juga: Kapan Hari Kebangkitan Nasional Diperingati?
Di antara kelompok ini muncul tokoh-tokoh penting seperti Tirto Adhi Soerjo, Cipto Mangunkusumo, dan Tjipto Mangoenkoesoemo, yang mendirikan organisasi seperti Sarekat Islam dan Budi Utomo.
Organisasi-organisasi ini memainkan peran penting dalam menyadarkan rakyat akan pentingnya persatuan dan perlunya mengusir penjajah untuk mencapai kemerdekaan.
3. Pengaruh Gerakan Nasionalisme Global
Gerakan nasionalisme di Indonesia juga dipengaruhi oleh kebangkitan bangsa-bangsa lain di Asia dan Afrika yang mulai memperjuangkan kemerdekaan mereka.
Contohnya adalah pergerakan nasionalis di India yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi dan gerakan Turki Muda di Kekaisaran Ottoman.
Kemenangan Jepang atas Rusia dalam Perang Rusia-Jepang tahun 1904-1905 juga menjadi inspirasi besar bagi bangsa-bangsa di Timur, karena menunjukkan bahwa bangsa Asia dapat mengalahkan kekuatan Barat.
Kemenangan Jepang menimbulkan rasa percaya diri di kalangan bangsa-bangsa Timur, termasuk Indonesia, bahwa mereka juga dapat melawan dan mengalahkan kekuatan kolonial Barat.
Ini memperkuat semangat nasionalisme dan keinginan untuk bebas dari penjajahan.
4. Faktor Eksternal dan Internal
Selain pengaruh dari luar, kebangkitan bangsa Timur juga didorong oleh faktor-faktor internal seperti penderitaan ekonomi akibat eksploitasi kolonial, ketidakpuasan terhadap diskriminasi rasial, dan kerinduan akan identitas dan kedaulatan yang hilang.
Kebijakan-kebijakan kolonial yang semakin menekan, seperti pemberlakuan berbagai pajak yang memberatkan dan penghilangan hak-hak politik pribumi, memicu perlawanan dari berbagai lapisan masyarakat.
Baca Juga: Mengenal Negara-Negara di Asia Timur
Di Indonesia, perlawanan ini mengambil berbagai bentuk, mulai dari perlawanan bersenjata seperti Perang Aceh dan Perang Diponegoro, hingga gerakan sosial dan politik yang lebih terorganisir seperti Sarekat Islam dan Perhimpunan Indonesia.
Kebangkitan bangsa Timur adalah hasil dari kombinasi berbagai faktor, baik eksternal maupun internal.
Di Indonesia, kebangkitan ini menandai awal dari perjalanan panjang menuju kemerdekaan yang akhirnya tercapai pada 17 Agustus 1945.
"Faktor yang memicu terjadinya kebangkitan bangsa Timur adalah pengaruh kolonialisme, munculnya kelas terpelajar, pengaruh gerakan nasionalisme global, serta faktor internal dan eksternal."
Nah, itulah penjelasan tentang faktor-faktor yang memicu terjadinya kebangkitan bangsa Timur.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan nasionalisme? |
Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!
Source | : | kemdikbud.go.id,gramedia.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR