adjar.id - Apa saja bahan pewarna alami yang dapat digunakan untuk membatik?
Yap! Selain menggunakan pewarna sintetis atau buatan, banyak juga batik yang dibuat dengan pewarna alami, Adjarian.
O iya, batik sendiri merupakan sebuah warisan budaya tak benda.
Melansir Balai Besar Kerajinan dan Batik Kemenperin RI, batik adalah perpaduan seni dan teknologi karya leluhur bangsa Indonesia.
Ada berbagai macam corak batik. Corak tersebut mengandung makna dan filosofi.
Nah, untuk menghasilkan corak batik, salah satu yang diperlukan adalah proses pewarnaan.
Berikut macam-macam pewarna alami untuk membatik.
Pewarna alami untuk membatik didapatkan dari tumbuhan atau hewan.
Untuk pewarna dari tumbuhan, biasanya diperoleh dari bagian daun, akar, batang, kulit, buah atau bunga.
Contoh bahan pewarna alami untuk membatik antara lain:
1. Daun mangga = Warna hijau kekuningan
Baca Juga: Mengenal Makna Filosofis Batik Kawung, Simbol Kehidupan Manusia
2. Daun indigo = Warna biru
3. Daun kelengkeng = Warna oranye
4. Daun sukun = Warna kuning
5. Daun gambir = Warna merah
6. Daun jati = Merah kecokelatan
7. Daun dan kulit batang ketapang = Warna hitam
8. Buah pinang = Warna merah
9. Buah aren = Warna cokelat
10. Buah kering mangrove = Warna cokelat
11. Teh = Warna cokelat
12. Akar mengkudu = Warna kuning
Baca Juga: 25 Motif Batik dan Asal Daerahnya, Ada Batik Simbut dari Banten
13. Gambir = Warna cokelat kehitaman
14. Kayu tageran = Warna kuning
15. Kulit kayu secang = Warna merah
16. Kayu manis = Warna cokelat
17. Mahoni = Warna cokelat
18. Putri malu = Kuning kehijauan
19. Kunyit = Warna kuning
Nah, itulah beberapa contoh pewarna batik yang alami.
O iya, pewarna alami untuk membatik memiliki warna yang unik, tetapi pilihan warnanya tentu tidak sebanyak pewarna sintetis.
Di samping itu, warna yang dibentuk dari pewarna alami juga cenderung lebih mudah pudar.
Coba Jawab! |
Dari mana pewarna alami untuk membatik diperoleh? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!
Source | : | Kompas.com,kemdikbud.go.id |
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR