adjar.id - Paribasan merupakan ungkapan dalam bahasa Jawa.
Paribasan memiliki ciri-ciri khusus yaitu, mengandung arti kiasan, bersifat tetap, dan menggunakan tembung wantah (kosakata murni).
Masyarakat Jawa dalam kehidupan sehari-hari menggunakan paribasan untuk menasihati anak-anaknya.
Namun, paribasan juga digunakan untuk menyampaikan sindiran kepada orang lain.
Nah, kira-kira bagaimana paribasan berbentuk sindiran?
Yuk, kita cari tahu bersama dengan menyimak contoh-contohnya di bawah ini!
1. Bidhung api rowang = Ethok-ethok nulung nanging sejatine arep ngrusuhi.
Makna: Seseorang yang pura-pura seperti akan menolong, tetapi sebenarnya hanya ingin mengganggu.
2. Carang canthel = Ora dijak guneman nanging melu-melu ngrembug.
Makna: Seseorang yang tidak diajak berbicara atau mengobrol, tetapi ikut menyimak atau ikut bergabung dalam obrolan.
3. Cedhak kebo gupak = Cedhak karo wong ala bakal katut ala.
Baca Juga: 6 Peribahasa Bahasa Jawa yang Terkenal dan Maknanya
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR