adjar.id - Dalam negara keberagaman seperti Indonesia, sikap tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi amatlah penting.
Tujuannya untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Tenggang rasa membuat rakyat Indonesia hidup di tengah masyarakat yang saling menghargai dan menghormati perasaan orang lain.
Toleransi menjadikan masyarakat dapat hidup berdampingan dengan rukun serta harmonis.
Lalu, kolaborasi merupakan cerminan sikap gotong royong sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
Sayangnya, untuk menerapkannya tidak semudah itu.
Ada sikap-sikap yang hadir dalam masyarakat dan menjadi penghambat perwujudan tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia sebagai negara dengan keberagaman yang sangat banyak
Berikut beberapa sikap penghambat perwujudan tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi yang dapat kita pelajari bersama.
Yuk, simak!
"Tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi dapat menciptakan kehidupan yang harmonis."
Baca Juga: 5 Sikap yang Dapat Menimbulkan Perpecahan, di Antaranya Sukuisme
1. Fanatisme
Fanatisme adalah sebuah perilaku yang menunjukkan keyakinan secara berlebihan pada suatu dan mempunyai kemungkinan merugikan orang lain.
Ciri-ciri fanatisme, yaitu:
- Rasa antusias yang berlebih.
- Adanya keterikatan emosi.
- Berlangsung dalam waktu lama.
- Menganggap apa yang diyakini paling benar.
- Mempertahankan kebenaran yang diyakini hingga melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
2. Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan cara pandang seseorang terhadap lingkungan sekitar yang menjadikan dirinya dan kelompoknya yang paling utama.
Orang dengan cara pandang etnosentrisme menjadikan kelompoknya sebagai pusat dari segala hal.
Baca Juga: Pengertian dan Contoh Etnosentrisme
Sehingga, mereka berpikir bahwa segala hal mengacu kepada kelompoknya hingga muncul sikap merendahkan orang lain.
3. Primordialisme
Primordialisme adalah memegang teguh apa yang dibawa sejak lahir, seperti suku bangsa, kepercayaan, ras, adat istiadat, dan lain sebagainya.
Namun, jika dilakukan secara berlebihan, primordialisme dapat menyebabkan munculnya kesulitan individu untuk berinteraksi.
Hal ini dikarenakan, orang tersebut tidak dapat menerima secara terbuka nilai-nilai selain nilai yang ia percaya.
4. Diskriminatif
Secara singkat, diskriminatif dapat kita pahami sebagai sikap tidak adil yang membeda-bedakan antara satu orang dengan lainnya.
Perilaku diskriminatif dalam masyarakat, seringkali disebabkan oleh adanya perbedaan ras, agama, suku, kepercayaan, dan lainnya.
5. Stereotip
Stereotip merupakan prasangka yang subjektif dan tidak tepat yang dijadikan untuk pedoman menilai suatu hal.
Sikap ini sama saja dengan tidak menghargai hak asasi manusia dan dapat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca Juga: 8 Tindakan untuk Memperkuat Persatuan dan Kesatuan dalam Masyarakat
Tindakan stereotip di tengah masyarakat dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti politik, budaya, agama, hingga gender.
6. Radikalisme
Radikalisme merupakan tindakan yang sering terjadi di tengah masyarakat dengan tujuan mengubah suatu tatanan melalui kekerasan.
Di Indonesia sendiri radikalisme dikaitkan dengan gerakan dari agama tertentu.
Padahal, perilaku ini sangat tidak sesuai dengan ajaran agama apa pun.
"Sikap-sikap penghambat perwujudan tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi, yaitu fanatisme, etnosentrisme, primordialisme, diskriminasi, stereotip, dan radikalisme."
Itulah sikap-sikap penghambat perwujudan tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi.
Coba Jawab! |
Apa ciri-ciri fanatisme? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
---
Sumber: Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas IX Karya Trezadigjaya, dkk., Kemdikbud.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR