adjar.id - Kali ini kita akan membahas soal terkait pertanyaan teks berjudul "Isabel dan Melati Wijsen: Aktivis Lingkungan dan Pendiri Bye Bye Plastic Bag"
Soal tersebut ada di buku Bahasa Indonesia: Anak-Anak yang Mengubah Dunia Kelas VI Kurikulum Merdeka, bab 5, halaman 115.
Mengerjakan soal ini akan menambah pemahaman kita terkait teks yang telah kita baca, Adjarian.
Nah, langsung saja kita simak pembahasan soal tersebut berikut ini, yuk!
1. Siapakah Isabel dan Melati Wijsen?
Jawaban: Isabel dan Melati Wijsen adalah kakak beradik yang melakukan kegiatan aktivis lingkungan dan pendiri Bye Bye Plastic Bag.
2. Di mana kedua bersaudara ini tinggal?
Jawaban: Mereka tinggal di Bali.
3. Siapa tokoh-tokoh dunia yang menginspirasi Isabel dan Melati?
Jawaban: Tokoh-tokoh dunia yang menginspirasi mereka yaitu Nelson Mandela, Martin Luther King, dan Mahatma Gandhi.
4. Apa masalah yang dihadapi oleh Isabel dan Melati?
Jawaban: Melati dan Isabel sering menghadapi masalah, yaitu selalu melihat sampah plastik bertebaran.
5. Apa yang mereka lakukan untuk memecahkan masalah tersebut?
Jawaban: Mereka membuat gerakan bernama Bye Bye Plastic Bag.
6. Mengapa banyak orang meremehkan usaha Isabel dan Melati?
Jawaban: Mereka diremehkan banyak orang karena mereka masih anak-anak.
7. Apakah usaha Isabel dan Melati akhirnya berhasil? Bagaimana caranya?
Jawaban: Usaha mereka berhasil karena didukung oleh Gubernur Bali dan banyak orang dari pemerintahan.
Namun, sebelum dukungan tersebut datang, mereka harus melakukan aksi mogok makan untuk mendapatkan perhatian.
8. "Kami, anak-anak, mungkin hanya 25 persen populasi dunia, tetapi kami adalah 100 persen masa depan."
Menurut kalian, apakah maksud pernyataan Melati dan Isabel ini? Ungkapkanlah dalam bahasa kalian sendiri.
Jawaban: Ungkapan tersebut mengandung makna bahwa anak-anak adalah pihak yang patut diperhitungkan karena mereka ialah generasi penentu atau pemimpin masa depan.
Nah, itulah pembahasan soal seputar pertanyaan pada teks.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR