adjar.id - Sejarah perkembangan etnografi tidak dapat dilepaskan dari sejarah peradaban Eropa dan sejarah penjajahan perdagangan internasional.
Etnografi dan antropologi pada dasarnya tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Awalnya, antropologi adalah studi yang dilakukan ke masyarakat dan kebudayaan yang berada di luar Eropa.
Orang-orang Eropa tersebut menjelajah kawasan di luar perdabannya dan mendeskripsikannya dalam sebuah catatan.
Maka dari itu, awalnya etnografi tidak dibuat untuk tujuan akademis, akan tetapi untuk kepentingan penjajahan, pegawai kolonial, atau perdagangan.
Nah, sejak awal perkembangannya, tradisi penulisan etnografi ini telah mengalami berbagai perkembangan, Adjarian.
Berikut sejarah perkembangan etnografi abad ke-19 dan ke-20.
"Antropologi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaan manusia dalam berbagai konteks."
Pada abad ke-19, muncul gerakan konservatif yang menentang berbagai gagasan Rousseau.
Hal ini melahirkan pemikiran dan penulisan etnografi yang didominasi oleh aliran evolusi.
Secari garis besar, tema-tema budaya yang ditulis saat itu terpusat pada keyakinan adanya berbagai tahapan perkembangan kebudayaan dan masyarakat.
Baca Juga: Langkah-Langkah Melakukan Penelitian Etnografi, Materi Antropologi Kelas XI Kurikulum Merdeka
Perkembangan ini terjadi pada masyarakat dari yang sederhana menuju masyarakat yang kompleks.
Tulisan yang cukup berpengaruh pada saat itu adalah Primitive Culture oleh E.B. Tylor dan Acient Society oleh Lewis Henry Morgan.
Tylor merupakan sosok pertama yang menyebut tentang konsep kebudayaan atau culture.
Menurutnya, kebudayaan berkembang melalui tahapan keliaran, kebiadaban, dan menuju peradaban.
Sementera menurut Morgan dalam Ancienty Society, ia menegaskan kembali rumusan yang dikemukakan Tylor tentang perubahan kebudayaan.
Morgan menambahkan tiga kategori pada dua tahap pertama, yaitu rendah, menengah, dan atas.
Akan tetapi, anggapan Tylor dan Morgan dikritik oleh Franz Boas yang tidak percaya argumen evolusionistik.
Boas lebih menyakini bahwa kebudayaan harus dipahami sesuai dengan konteks masyarakat yang melingkupinya.
"Pada abad ke-19, penulis etnografi banyak didominasi oleh aliran evolusi dengan dua tokoh terkenal, yaitu E.B. Taylor dan Lewis Henry Morgan."
Pada awal abad ke-20, etnografi muncul dari studi perbandingan antropologi budaya yang dilakukan oleh para antropolog.
Antropolog seperti Franz Boas, Mead, Malinowski, dan Redcliffe-Brown menggunakan metode pengumpulan data dari tangan pertama.
Baca Juga: 2 Jenis Etnografi, Materi Antropologi Kelas XI Kurikulum Merdeka
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan partisipasi langsung pada kebudayaan masyarakat yang dikaji.
Hal inilah yang kemudian membedakan para antropolog tersebut dengan antropolog sebelum-sebelumnya, Adjarian.
Semenjak saat itu, penelitian lapangan etnografi sudah menjadi pusat antropologi.
Sebagian antropolog sudah tidak lagi menganggap bahwa etnografi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan masyarakat liyan.
Akan tetapi etnografi sudah menjadi alat dalam memahami masyarakat kita sendiri ataupun masyarakat kebudayaan lain di dunia.
Dalam melakukan kerja lapangan, etnografer akan tinggal bersama kelompok masyarakat dalam waktu yang lama.
Mereka mendokumentasikan dan menginterpretasikan cara hidup masyarakat yang khas atau kepercayaan dan nilai-nilai dalam masyarakat tersebut.
Kemudian, di tahun 1950 dan 1960an berkembang etnografi baru.
Etnografi baru merupakan teknik pengembangan dari paradigma antropologi kognitif ditambah dengan kekuatan sastra.
Ciri utama dari etnografi baru adalah adanya upaya menghindari bias etnosentris peneliti dan lebih memperlihatkan sudut pandang pelaku kebudayaan.
Etnografi juga dituntut untuk melakukan pemaparan mengenai realitas budaya dengan merujuk pada penghayatan, pandangan, dan pemaknaan masyarakat setempat.
"Awal abad ke-20 penelitian lapangan etnografi sudah menjadi pusat antropologi."
Nah, itulah sejarah perkembangan etnografi pada abad ke-19 dan ke-20.
Coba Jawab! |
Bagaimana perkembangan etnografi yang terjadi di abad ke-19? |
Petunjuk: Cek halaman 1 dan 2. |
---
Sumber: Buku Antropologi untuk SMA Kelas XI karya Okta Hadi Nurcahyono, Kemdikbudristek Tahun 2021.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR