adjar.id - Suara ayam berkokok merupakan suara yang tidak asing terdengar di lingkungan tempat tinggal masyarakat Indonesia.
Ayam atau Gallus gallus domesticus merupakan hewan unggas yang biasa dijadikan sebagai peliharaan, baik untuk dimanfaatkan daging, telur, maupun bulunya.
Meskipun ayam memiliki sayap seperti burung, tetapi ayam tidak bisa terbang tinggi seperti burung, lo. Mereka menggunakan kakinya untuk bepergian.
Ayam juga memiliki suara yang sangat kencang biasa disebut dengan berkokok.
Fakta menarik lainnya dari ayam adalah mereka berkokok setelah bertelur.
Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua ayam membuat suara setelah bertelur.
Selain itu, ada variasi dalam perilaku yang berbeda di setiap ras ayam.
Nah, sebenarnya mengapa ayam ayam berkokok setelah bertelur, ya?
1. Menjaga Keamanan Sarang
Ayam berkokok setelah bertelur untuk menjaga keamanan sarang dan mengusir predator yang mungkin berada di sekitar.
Ayam menggunakan suaranya yang sangat kencang untuk memberi peringatan bagi predator yang berpotensi ingin mencoba mencuri telur mereka.
Baca Juga: Apakah Ada Ayam yang Bisa Terbang?
Dengan cara ini, ayam berharap bahwa predator akan mundur atau pergi dari daerah bersarang.
2. Memberi Tahu Anggota Kelompok
Ayam juga berkokok untuk memberi tahu kelompoknya bahwa mereka telah berhasil bertelur.
Sehingga, anggota kelompoknya dapat membantu untuk menjaga telur-telurnya dengan cara menghalau atau mengusir predator dari tempat telur disimpan.
3. Ekspresi Rasa Bangga Ayam Betina
Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa ayam berkokok setelah bertelur merupakan ekspresi rasa bangga ayam betina.
Ayam betina merasa sangat bangga, sehingga mereka merasa perlu untuk berkokok dengan kencang.
Selain itu, terdapat gagasan lain yang berpendapat bahwa ini merupakan cara ayam memanggil kembali kelompoknya setelah pergi bertelur ke tempat yang terpencil.
Itu dia beberapa alasan ayam berkokok setelah bertelur, Adjarian.
Coba Jawab! |
Mengapa berkokok bisa membantu menjaga keamanan sarang? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR