adjar.id - Apakah Adjarian suka menonton pementasan drama?
Dalam pementasan drama, sebuah cerita dibuat dan disajikan secara urut.
Urutan cerita dalam drama disebut sebagai struktur.
Struktur berarti cara sesuatu disusun atau dibangun.
Nah, struktur drama dapat diartikan dengan bagaimana sebuah drama disusun atau dibangun.
Berikut tiga unsur atau elemen yang membentuk sebuah drama.
"Struktur drama adalah bagaimana sebuah drama disusun atau dibangun."
1. Prolog
Struktur drama yang pertama adalah prolog, yaitu pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara.
Prolog berisi pengenalan tokoh, latar, dan latar belakang cerita.
Hal tersebut biasanya disampaikan oleh tukang cerita atau dalang untuk menjelaskan gambaran para pemain, gambaran latar, dan lain-lain.
Baca Juga: 5 Klasifikasi Bentuk Drama
2. Dialog
Dialog adalah media kiasan yang menggambarkan bagaimana sifat, watak, atau karakter tokoh.
Dalam dialog tersaji urutan peristiwa yang dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Orientasi, yaitu bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang atau telah terjadi.
- Komplikasi, yaitu konflik-konflik dan pengembangannya, pada komplikasi dapat diketahui watak tokoh utama apakah antagonis atau protagonis.
- Resolusi, yaitu bagian akhir dan puncak dari drama yang harus berlangsung secara logis memiliki kaitan yang wajar dengan kejadian sebelumnya.
3. Epilog
Jika prolog adalah pendahuluan, maka epilog adalah penutupan atau bagian terakhir dari sebuah drama.
Epilog berfungsi untuk menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud cerita.
Hal tersebut biasanya dilakukan oleh seorang aktor atau dalang pada akhir cerita.
"Struktur drama meliputi prolog, dialog, dan epilog."
Baca Juga: 3 Ciri Utama Drama, Karya Seni yang Dipentaskan
Itu dia struktur dalam drama.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan prolog? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Bahasa Indonesia SMP/MTS Kelas VIII Karya E. Kosasih., Kemdikbud.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR