adjar.id - Saat sedang beristirahat karena lelah, kita biasanya akan mengambil sikap duduk.
Namun, kita duduk tidak hanya saat sedang lelah saja bukan?
Misalnya, saat belajar, makan, olahraga meditasi, bekerja, dan lain sebagainya.
Beda aktivitas, maka akan berbeda pula sikap duduk yang diambil, Adjarian.
Contohnya, ketika melakukan olahraga meditasi kita perlu mengambil sikap duduk bersila, yaitu duduk di lantai dengan posisi kedua kaki menekuk, salah satu kaki menimpa kaki satunya.
Dalam bahasa Jawa juga terdapat istilah-istilah sikap duduk yang disebut dengan patrape linggih.
Berikut beberapa istilah patrape linggih atau sikap duduk dalam bahasa Jawa.
1. Ndheprok = Duduk di lantai dengan pantat menyentuh lantai.
2. Ndhodhok = Duduk di lantai dengan kaki menekuk agar pantat tidak menyentuh lantai.
3. Jegang = Duduk dengan posisi seenaknya sendiri.
4. Ngapurancang = Duduk dengan tangan kanan memegang tangan kiri dan diposisikan di bawah pusar.
Baca Juga: Patrape Nggawa dalam Bahasa Jawa
5. Ongkang-ongkang = Duduk di pinggiran tempat duduk dengan kaki yang menggantung.
6. Sila = Duduk degan posisi kaki ditekuk ke depan.
7. Sila panggung = Duduk bersila dengan lutut ke atas seperti posisi bersila para nyai.
8. Sila tumpang = Duduk bersila dengan satu kaki ditumpukan pada paha kaki yang satunya, seperti posisi bersila dalang.
9. Slonjor = Duduk dengan kedua kaki lurus ke depan.
10. Sluku = Duduk dengan kedua kaki lurus ke depan dan tangan menampu pada paha.
Nah, itulah istilah patrape linggih atau sikap duduk dalam bahasa Jawa.
Coba Jawab! |
Apa arti sikap duduk "ndheprok"? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR