Pola hidup yang awalnya food gathering berubah menjadi pola hidup food producing.
Perubahan ini terjadi seiring dengan berubahnya jenis pendukung bagi kebudayaan manusia.
Nah, secara garis besar, zaman neolitikum tersebut terbagi menjadi dua tahap perkembangan, yaitu:
Nama kapak persegi muncul karena penyebutannya yang dilakukan oleh Von Heine Geldern yang dikaitkan dengan bentuk alat tersebut.
Kapak persegi mempunyai bentuk persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapesium.
Ukuran alat ini juga beragam dan sebagian besar disebut dengan pacul atau beliung.
Bahkan sudah ada yang diberi tangkai sehingga sama persisi seperti cangkul pada masa sekarang.
Penyebaran kapak persegi terjadi di kepulauan Indonesia bagian barat, misalnya Jawa, Sumatra, dan Bali.
Diperkirakan sentra-sentra teknologi kapak persegi berada di Bogor, Tasikmalaya, Sukabumi, Pacitan, Madiun, Palembang, dan lereng Gunung Ijen.
O iya, kapak persegi ini cocok digunakan sebagai alat pertanian.
Nama kapak lonjong disesuaikan dengan bentuk penampang dari alat ini yang bentuknya lonjong.
Baca Juga: Mengenal Konsep Ruang pada Hunian Masyarakat Praaksara
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR