adjar.id - Bunyi yang dikeluarkan oleh manusia mempunyai beberapa proses perubahan.
Perubahan bunyi merupakan modifikasi atau pergeseran dalam karakteristik fisik atau sifat bunyi.
Hal ini terjadi ketika ada perubahan dalam parameter suara seperti frekuensi, amplitudo, durasi, atau kualitas bunyi.
Perubahan bunyi dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan mekanisme, Adjarian.
Termasuk perubahan lingkungan, perubahan pada sumber suara, atau interaksi bunyi dengan medium transmisi.
Perubahan bunyi merupakan fenomena yang kompleks dan dapat melibatkan berbagai faktor dan proses.
Dalam ilmu fisika dan ilmu suara (akustik), perubahan bunyi sering dipelajari dalam konteks gelombang suara.
Selain itu, juga dapat mempelajari prinsip-prinsip yang mengatur perambatan bunyi melalui medium.
Nah, berikut proses perubahan bunyi.
Berikut merupakan proses perubahan bunyi, di antaranya:
1. Diftongsasi
Baca Juga: 10 Contoh Sumber Bunyi yang Ada di Rumah
Diftongsasi adalah perubahan bunyi vokal tunggal menjadi bunyi vokal rangkap secara berurutan.
Misalnya kata sentosa yang berubah menjadi kata sentausa.
Perubahan ini terjadi pada vokal tunggal /o/ menjadi vokal rangkap /au/.
2. Asimilasi
Asimilasi adalah perubahan dari dua bunyi yang tidak sama menjadi bunyi yang hampir sama.
Asimilasi bunyi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Asimilasi regresif, yaitu perubahan bunyi yang letaknya berada di depan bunyi yang memengaruhinya.
- Asimilasi resiprokal, yaitu perubahan bunyi yang dapat saling memengaruhi sehingga memunculnya bunyi lainnya.
- Asimilasi progresif, yaitu perubahan bunyi yang letaknya berada di belakang bunyi yang memengaruhinya.
3. Disimilasi
Disimilasi adalah bentuk bunyi yang mirip berubah menjadi berbeda.
Baca Juga: Contoh Benda-Benda yang Dapat Memantulkan dan Menyerap Bunyi
Misalnya, kata belakang yang terdiri dari afiks "ber-" dan kata dasar "ajar" karena terdapat dua huruf r.
Sehingga huruf pertama diasimilasi menjadi "l" yang menciptakan bunyi belajar.
4. Netralisasi
Netralisasi adalah perubahan bunyi yang diakibatkan oleh pengaruh lingkungan.
Misalnya pembeda antara huruf "p" dan huruf "b" dapat netral atau bermasalah.
Hal ini karena ada bunyi yang sama walaupun tidak membedakan makna dari keduanya.
5. Monoftongisasi
Monoftongisasi adalah perubahan dari dua bunyi vokal menjadi bunyi vokal tunggal.
Misalnya, kata "ramai" yang berubah menjadi kata "rame". Lalu kata "satai" berubah menjadi kata "sate".
6. Zeroisasi
Zeroisasi adalah penghilangan bunyi yang dapat menghemat pengucapan, misalnya kata "tapi" digunakan untuk menghemat kata "tetapi".
Baca Juga: Apa Perbedaan antara Gema dan Gaung?
Zeroisasi ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Apokop, yaitu penghilangan satu atau lebih fonem di akhir kata.
- Afresis, yaitu penghilangan satu atau lebih fonem di awal kata.
- Sinkop, yaitu penghilangan satu atau lebih fonem di tengah kata.
7. Matatesis
Matatesis adalah perubahan bunyi yang didasari atas urutan fonem sehingga menjadi dua bentuk kata yang saling bersaing.
Misalnya, kata "jalur" berubah menjadi "lajur" dan kata "apus" yang menjadi kata "usap".
Nah, itu tadi tujuh perubahan bunyi, di antaranya diftongsasi, asimilasi, disimilasi, dan netralisasi.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan perubahan bunyi? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR