adjar.id - Dalam era perubahan iklim dan kebutuhan akan sumber energi yang berkelanjutan, perbandingan antara bioetanol dan bahan bakar fosil menjadi semakin relevan.
Bioetanol, yang dihasilkan dari biomassa seperti tebu, jagung, atau sorgum, telah menjadi alternatif yang menarik sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan.
Bahan bakar fosil yang dimaksud adalah seperti bensin dan diesel.
Baik bahan bakar bioetanol maupun foisl mempunyai manfaat dan tantangan masing-masing.
Dalam hal kinerja, bioetanol memiliki nilai oktan yang tinggi, yang dapat meningkatkan performa mesin dan mengurangi ketukan mesin.
Namun, bioetanol memiliki energi yang lebih rendah daripada bensin atau diesel, yang berarti konsumsi bahan bakar bioetanol mungkin sedikit lebih tinggi untuk mencapai jarak yang sama.
Meskipun demikian, teknologi terus berkembang untuk meningkatkan efisiensi bioetanol dan mengurangi kebutuhan konsumsi.
Salah satu manfaat utama bioetanol adalah emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Saat bioetanol terbakar, jumlah karbon dioksida yang dilepaskan setara dengan jumlah karbon yang diserap oleh tanaman saat tumbuh.
Dengan demikian tidak menyebabkan peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer.
Di sisi lain, bahan bakar fosil seperti bensin dan diesel berkontribusi pada pemanasan global karena pelepasan karbon yang telah terperangkap selama jutaan tahun.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Bioetanol: Bahan Bakar Ramah Lingkungan yang Menjanjikan
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR