Selain itu, nikel juga memberikan stabilitas dan daya tahan yang diperlukan dalam aplikasi kendaraan listrik yang berat.
Mobil listrik sering mengalami tuntutan lingkungan yang ekstrem, seperti suhu ekstrem dan getaran yang tinggi.
Nikel membantu meningkatkan daya tahan dan kinerja baterai dalam kondisi-kondisi ini, sehingga membuat mobil listrik lebih handal dan tahan lama.
Namun, penting juga untuk mempertimbangkan aspek lingkungan dalam produksi nikel.
Proses ekstraksi dan pengolahan nikel dapat berdampak negatif terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Ekstraksi nikel konvensional sering melibatkan metode penambangan terbuka yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan peningkatan emisi gas rumah kaca.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan praktik pertambangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam produksi nikel untuk menjaga keselarasan antara manfaat mobil listrik dan dampak lingkungan.
Dalam upaya untuk mengurangi dampak lingkungan, penelitian dan inovasi terus dilakukan untuk mengembangkan teknologi baterai yang lebih ramah lingkungan dengan penggunaan nikel yang lebih sedikit atau alternatif yang lebih berkelanjutan.
Misalnya, ada upaya untuk menggantikan penggunaan nikel dengan bahan katoda yang lebih hemat energi, seperti kobalt atau mangan.
Selain itu, pengembangan baterai berbasis paduan nikel seperti nikel-kobalt atau nikel-mangan-kobalt (NMC) sedang dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada nikel murni.
Ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang terkait dengan produksi nikel.
Baca Juga: Apa Jenis Pembangkit Listrik yang Paling Banyak di Indonesia?
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR