Sebelum melakukan penyerbuan, pemimpin dagang VOC bernama Balthasar van Eynthoven sudah ditahan lebih dahulu.
Alasannya karena adanya perampokan kapal-kapal Belanda terhadap jung-jung di Jepara.
Setelah peperangan tersebut, VOC kemudian mengirim utusan untuk pembelian beras yang sudah dihentikan Kerajaan Mataram.
Akan tetapi, setelah pembelian beras dilakukan, VOC malah melakukan serangan balik dengan membakar kapal-kapal Jawa di Jepara dan Demak.
Saat VOC mengirimkan utusannya ke Jepara untuk menghadiri pengangkatan Sultan Agung, raja tersebut memberikan peringatan keras.
Menurutnya, hubungan Kerajaan Mataram Islam dengan VOC dapat tetap berjalan jika VOC tidak memiliki ambisi untuk menduduki Jawa.
Ternyata, kekhawatiran Sultan Agung menjadi kenyataan ketika VOC berhasil merebut Jayakarta di tahun 1619.
Kemudian VOC menjadikan Jayakarta sebagai markas sekaligus pusat perdagangan.
Selain itu, VOC juga mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.
Nah, Sultan Agung menganggap VOC sudah melanggar peringatan yang diberikannya.
Sultan Agung juga menganggap VOC berusaha melakukan kolonialisme dengan cara mengancam politik Kerajaan Mataram Islam.
Baca Juga: 3 Kebijakan VOC di Bidang Pemerintahan saat Menjajah Indonesia
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR