Kemudian, di tahun 1610, Belanda menempatkan seorang Gubernur Jenderal untuk menangani masalah perdagangan dan ekspansi di Batavia.
Gubernur Jenderal VOC yang pertama di Nusantara yang berkedudukan di Batavia adalah Pieter Both.
Kemudian di Ambon, VOC dipimpin oleh Gubernur Jenderal Frederik de Houtman dengan tujuan yang sama.
Semakin luasnya kewenangan VOC membuatnya tidak hanya mengurusi masalah perdagangan.
Terlebih VOC juga melakukan monopoli penjualan rempah-rempah yang membuat mereka dapat mencapai puncak kejayaannya di Nusantara.
Kedudukan VOC di Nusantara bahkan dapat bertahan lama karena menjajah dengan cara yang bertahan dan sistematis dalam memperluas dan memperkuat daerah jajahannya.
Bahkan, VOC sampai masuk ke dalam situasi politik pemerintahan daerah setempat yang saat itu masih bersifat kerajaan.
Hal ini dilakukan VOC untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dengan menerapkan politik devide et impera atau politik adu domba.
"VOC mencapai puncak kejayaan pada tahun 1610 ketika Belanda menempatkan Gubernur Jenderal di Batavia."
Keadaan VOC lama-kelamaan semakin melemah ketika para petingginya tidak lagi peduli dengan pembagian lahan dan mulai mengambil keuntungan pribadi.
Pada abad ke-18, melemahnya VOC mulai terlihat dengan adanya kasus korupsi yang merajalela dan menyebabkan beban hutang yang tinggi.
Baca Juga: Jawab Soal Kaitan Korupsi dan Bubarnya VOC
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR