adjar.id - Akulturasi dan asimilasi merupakan proses interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Akulturasi dan asimilasi terjadi karena adanya para pendatang ke suatu wilayah yang kemudian memengaruhi kehidupan di wilayah tersebut.
Hal ini menciptakan perkembangan suatu wilayah yang juga memengaruhi perubahan budaya yang ada di wilayah itu.
Akulturasi dan asimilasi bisa dikatakan sebagai percampuran budaya antara budaya baru dengan budaya lama di suatu wilayah atau daerah.
Percampuran budaya ini disebabkan oleh banyak hal, seperti globalisasi, teknologi, dan sebagainya.
Lalu, apa itu akulturasi dan asimilasi?
"Proses percampuran budaya yang terjadi di suatu daerah dapat menyebabkan dampak positif dan negatif tergantung sikap dari masyarakatnya sendiri."
Akulturasi adalah penggabungan dua kebudayaan atau lebih menjadi satu kebudayaan tanpa menghilangkan kebudayaan asal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.
Proses akulturasi biasanya terjadi karena adanya pengaruh dari kebudayaan baru atau kebudayaan asing yang masuk ke suatu daerah.
Hal inilah yang kemudian membuat unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lama-kelamaan dapat diterima dan diolah oleh masyarakat suatu daerah.
Baca Juga: 3 Contoh Akulturasi Kebudayaan Islam dalam Bidang Kesenian
Meski begitu, pengolahan ini dilakukan tanpa menghilangkan unsur kebudayaan dari daerah tersebut yang sudah ada.
Jadi, secara sederhana akulturasi adalah proses masuknya budaya asing ke dalam budaya sendiri yang diterima oleh masyarakat tanpa menghilangkan unsur budaya sendiri.
Contoh akulturasi adalah adanya pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Ramayana dengan tetap mempertahankan budaya Jawa.
"Akulturasi merupakan percampuran dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli."
Asimilasi adalah pembauran atau penyatuan dua kebudayaan asli menjadi satu kebudayaan yang baru.
Menurut KBBI, asimilasi adalah penyesuaian (peleburan) sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar.
Proses asimilasi ini terjadi karena adanya golongan manusia dengan memiliki latar belakang budaya yang berbeda saling bertemu dalam waktu yang lama.
Hal ini menyebabkan adanya perubahan unsur-unsur kebudayaan lama yang berganti menjadi unsur kebudayaan baru.
Jadi, asimilasi ini adalah suatu perubahan kebudayaan karena adanya interaksi antarindividu atau kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda menciptakan kebudayaan baru.
Nah, jika akulturasi masih mempertahankan kebudayaan sendiri, dalam asimilasi unsur-unsur kebudayaan lama hilang dan berganti menjadi kebudayaan baru.
Contoh asimilasi bisa kita lihat dari adanya musik tradisional Indonesia yang mendapat pengaruh dari musik India sehingga menghasilkan musik baru, yaitu musik dangdut.
Baca Juga: Akulturasi: Pengertian dan Wujud Kontak Budaya
"Asimilasi merupakan pembauran dua kebudayaan yang menghasilkan satu kebudayaan baru."
Masuknya para pendatang atau bangsa asing ke suatu daerah dapat memberikan tantangan terhadap akulturasi dan asimilasi.
Beberapa tantangan yang bisa terjadi antara lain:
1. Meningkatnya Kebutuhan Tempat Tinggal
Tantangan dari banyaknya para pendatang adalah banyaknya alih fungsi tanah menjadi pemukiman.
Hal ini terjadi karena banyaknya pendatang yang membuat kebutuhan akan tempat tinggal menjadi meningkat.
Dampaknya, lahan pertanian dan hutan menjadi semakin sedikit lalu ekosistem menjadi rusak.
2. Memunculkan Masalah Sosial
Daerah yang mempunyai banyak penduduk tetapi lapangan pekerjaannya kurang, maka bisa menyebabkan berbagai masalah sosial.
Masalah sosial ini bisa berupa meningkatnya kasus kemiskinan, pengangguran, dan kejahatan.
"Tantangan terhadap akulturasi dan asimilasi karena banyaknya pendatang dapat menyebabkan meningkatkan kebutuhan tempat tinggal dan munculnya masalah sosial."
Baca Juga: 3 Faktor Penghambat Asimilasi
Nah, itulah pengertian dan tantangan akulturasi dan asimilasi dalam kehidupan masyarakat di suatu daerah, Adjarian.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan akulturasi? |
Petunjuk: Cek halaman 1 dan 2. |
Tonton juga video ini, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR