Berdirinya Kerajaan Pontianak berbarengan dengan adanya imperialisme Barat di Indonesia saat itu.
Hal ini membuat adanya tekanan terhadap kehidupan kesultanan di bawah eksploitasi Barat.
VOC atau Belanda terlalu ikut campur terhadap persoalan internal kerajaan terutama yang melibatkan Kerajaan Pontianak dengan kerajaan lain.
Konflik yang terjadi di perbatasan Mempawah dan Sambas membuat perebutan kekuasaan di Kalimantan Barat semakin rumit.
Meski bisa diselesaikan melalui perantara Sultan Syarif Abdurrahman, tetapi pertentangan dengan Panembahan Mempawah terus meningkat.
Nah, faktor inilah yang nantinya menjadi sebab dari kemunduran Kerajaan Pontianak, Adjarian.
Masa keruntuhan Kerajaan Pontianak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad.
Tentara Jepang yang bersekutu dengan Belanda datang ke Pontianak untuk menghancurkan kerajaan.
Proses penghancuran ini terjadi melalui beberapa rangkaian penangkapan antara bulan September 1943 sampai awal tahun 1944.
Bahkan Jepang menewaskan Sultan Syarif Muhammad dan seluruh keluarga serta kerabat kesultanan.
Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Peristiwa Mandor yang terjadi pada 28 Juni 1944.
Baca Juga: 5 Peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam, Salah Satunya Masjid Terkenal di Aceh
Hal inilah yang kemudian membuat Jepang berhasil menduduki pemerintahan di Pontianak, Kalimantan Barat.
Keruntuhan Kerajaan Pontianak dan adanya Peristiwa Mandor membuat masyarakat Pontianak marah, kemudian muncullah Perang Dayak Desa.
"Runtuhnya Kerajaan Pontianak terjadi pada masa pemerintahan Sultah Syarif Muhammad karena adanya penyerangan dari Jepang."
Nah, itulah sejarah Kerajaan Pontianak yang menjadi salah satu Kerajaan Islam di Kalimantan Barat.
Coba Jawab! |
Apa yang membuat Kerajaan Pontianak bisa mencapai puncak kejayaan? |
Petunjuk: Cek halaman 3. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR